LEBAK. Allah SWT telah menuntun Anwar Soleh Hidayat seorang Relawan Inspirasi RZ Cilegon dari Lebak, untuk melihat sisi kehidupan seorang nenek yang hidup sebatangkara , tinggal disebuah gubug reot yang nyaris roboh di kampung Babakan Cijambe RT 09/07 Panarawuan Kecamatan Cilograng, Lebak. Pasalnya ketika ia hendak melaksanakan tugas sebagai Relawan Inspirasi RZ Cilegon bersilaturahim kepada masyarakat yang berada di salah satu Desa Binaannya di Kecamatan Cilograng Lebak. Dipertengahan jalan tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya karena tidak mempunyai persiapan jas hujan akhirnya Anwar sengaja mencari tempat untuk berteduh, dilihatnya di depan pinggir jalan ada sebuah gubug maka ia tepikan kendaraan roda duanya di depan gubug tersebut.
Saat berteduh tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara seperti pintu dibuka karna pikirnya gubug itu tidak berpenghuni melihat kondisinya yang sudah reot dan tidak layak huni. Munculah seorang nenek renta tersenyum dan menyapa.
”Silakan masuk nak, diluar hujan lebat,” sapa nenek dengan lembut.
“Oh iya nek, terima kasih,” jawab Anwar.
Anwar pun masuk dan dipersilahkan duduk oleh pemilik gubug. Sambil menunggu hujan reda pria jebolan STKIP Setiabudhi Rangkas Bitung itu tidak mau menyia-nyiakan waktu, ia banyak bertanya kepada nenek tersebut mulai dari menanyakan dengan siapa tinggal di gubug itu sampai pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh nenek yang biasa dipanggil Mak Enoh.
Mak Enoh pun akhirnya bercerita bahwa ia hidup sebatangkara tanpa ada suami yang mendampingi karena setahun yang lalu telah berpulang ke Rahmatulloh, dan Mak Enoh tidak dikaruniai seorang anak. Bahkan menurut pengakuannya tidak punya saudara yang bisa dimintai bantuan.
Setelah ngobrol banyak, Anwar kemudian berdiri dan meminta izin untuk melihat-lihat kondisi gubug Mak Enoh. Anwar baru menyadari bahwa dalam gubug itu ternyata tidak ada kamar tidur, dapur apalagi MCK. Keadaan tersebut menyebabkan Mak Enoh tidur tanpa dipan, makan sehari sekali, dan kesulitan mendapatkan air bersih.
Sebelum Relawan Inspirasi meninggalkan gubug Mak Enoh, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang menyambangi Mak Enoh dan Anwar. Jajang namanya, pria berusia 37 tahun yang merupakan tetangga terdekatnya Mak Enoh. Pak Jajang sebelunya khawatir jika ada apa-apa dengan Mak Enoh atas kehadiran yang Anwar yang tidak ia kenal sebelumnya, setelah mengetahui sebab kedatangan Anwar Jajang memaklumi dan meyakinkan Anwar dengan membenarkan apa yang baru saja diceritakan oleh Mak Enoh kepadanya. Jajang pun mengakui pernah membantu Mak Enoh dalam memperbaiki gubugnya.
”Kami sudah bantu memperbaiki gubugnya setahun yang lalu, bahkan gubug yang dulu lebih kumuh dan lebih kecil dari sekarang dan seginilah kemampuan kami,” akunya.
Setelah hujan mulai reda, Anwar memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah berpamitan Anwar kemudian melajukan kendaraannya dengan perlahan, masih terngiang pertemuan yang baru saja ia alami dengan seorang nenek yang sebatangkara tanpa ia sengaja untuk dikunjungi. Dalam benaknya terpikir mungkin ini petunjuk Allah SWT baginya agar memperhatikan Mak Enoh.
Dalam hati Anwar terucap: “Maafkan hamba-Mu ini ya Allah, kami banyak melihat orang lain yang hidupnya berkecukupan, apakah para pejabat di sini tidak memperhatikan orang seperti ini, apakah karena kesibukan dengan urusan masing-masing sehingga ada warganya yang fakir tidak diketahui? Tanpa disadari Anwar yang pernah sekolah di SMA Negeri Bayah itu meneteskan air mata.
Inilah awal kisah yang dialami oleh Anwar Soleh Hidayat yang baru bergabung sebagai Relawan Inspirasi RZ Cilegon. Mungkin masih banyak orang-orang yang mengalami nasib yang sama seperti Mak Enoh, dan tugas dari Relawan Inspirasi adalah mengedukasi, mengadvokasi dan menginspirasi masyarakat desa yang ia bina nantinya. Semoga kisah berikutnya adalah terangkatnya orang-orang yang senasib dengan Mak Enok, lebih dari itu Relawan Inspirasi diharapkan mampu merubah daerah tertinggal menjadi daerah yang berkembang.***
Sumber : http://www.cilegonpedia.com/2016/04/relawan-inspirasi-mengawali-kisahnya.html