CILEGON. Sekitar 35 anak asuh Rumah Zakat cabang Cilegon mengikuti acara refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Saung Sekolah Islam Bina Insani yang beralamat di Jl.Waringan Kurung Kp.Pengasinan Kidul KM 4. Kegiatan ini merupakan puncak acara lomba menulis opini dan skrip kabaret yang diselenggarakan mulai awal bulan sampai Ahad (20/1) dengan tema, “Ketika Cinta Rasul Sebatas Seremoni”.
Peserta mendapatkan tausiyah agama dari ustadz Mukhlisin Sidik, M.Sc . Dalam pemaparannya, ia menjelaskan arti sebuah cinta kepada Rasul yaitu cinta yang bukan sekedar seremoni melainkan dengan cara mencontoh segala amalan-amalan sunnahnya yang dilakukan oleh Rasullulah SAW. Peringatan maulid nabi biasanya dilakukan dalam berbagai bentuk, ada yang mengadakan tablig akbar dengan mendatangkan ulama terkenal, membaca shalawat nabi dan aneka tradisi lainnya yang berkembang dimasyarakat. Kita percaya bahwa itu semua merupakan bentuk ekpresi kecintaan kaum muslimin terhadap nabi yang dicintainya. Namun lebih penting adalah mencontoh keteladanannya, lanjutnya.
Setelah mendapat tausiyah acara dilanjutkan dengan penyerahan hadiah lomba menulis kepada para juara. Untuk lomba menulis opini dimenangkan oleh Septi Anisa Husnul Hayati sebagai juara pertama, sedangkan untuk juara 2 dan 3 diraih oleh Suci Purnama Cahyani dan Alfis Dzikrillah. Lomba skrip kabaret juara pertama diraih oleh Uswatun Hasanah dan Ade Umamah sebagai juara kedua.
“Alhamdulillah, tidak menyangka tulisan saya menjadi yang terbaik,” ungkap Septi yang menjadi juara 1 lomba menulis.
Selain memberikan piagam kepada pemenang lomba menulis, Rumah Zakat juga memberikan piala penghargaan dan sertifikat kepada 10 anak asuh berprestasi dibidang akademik dan 8 anak asuh terbaik. Sebanyak 10 anak asuh berprestasi dipilih berdasarkan penilaian selama periode Desember 2011 hingga Desember 2012 berturut-turut mendapat peringkat ke-1 di sekolahnya. Sedangkan 8 anak asuh terbaik dinilai berdasarkan raport pembinaan dengan nilai A, ada perkembangan dibidang ibadahnya, hafalan, keaktifan dalam pembinaan, kebersihan diri, kerapihan, kemandirian serta cara bertuturnya.***
Newsroom/Zaenudin
Cilegon