RBSK SURABAYA GELAR PENYULUHAN KADARZI

oleh | Feb 7, 2013 | News

 RBSK SURABAYA GELAR PENYULUHAN KADARZISURABAYA. Ada yang berbeda di Rumah Bersalin Sehat Keluarga Rumah Zakat cabang Surabaya Rabu (6/2). Hari itu untuk pertama kalinya di digelar penyuluhan “Mini Class” di ruang tunggu poliklinik RBSK. Biasanya “Mini Class” diadakan setiap hari Senin. Namun karena berbagai hal, acara ini dirubah menjadi setiap hari Rabu.

Event ini pun cukup spesial karena bertepatan dengan peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) 2013. Kegiatan yang bertajuk “Mini Class All About Nutrient” ini memberikan penyuluhan untuk edukasi bagi pasien yang datang berobat ataupun periksa di klinik RBSK, khususnya tentang nutrisi dan gizi. Yang spesial, seluruh pasien yang mengikuti acara ini mendapatkan susu gratis sebagai penambah nutrisi.

Seorang penyuluh bernama Dwi memberikan materi tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dengan penuh semangat. Ia juga menerangkan tentang pentingnya menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi kesehatan kita. Bahkan dia juga melakukan simulasi dengan meminta salah satu pasien untuk dihitung IMT-nya. Rahmat (30) dengan antusias mengajukan diri menjadi relawan. Ia pun tersenyum malu ketika mengetahui bahwa dirinya tergolong “kurus” berdasarkan hasil penghitungan IMT. Tapi, dia cukup beruntung karena beliau mendapatkan saran gratis tentang nutrisi bagi dirinya dari penyuluh yang tentu saja belum bisa didapatkan oleh pasien yang lain.

Masalah gizi di Indonesia cukup menjadi perhatian bagi semua instansi kesehatan termasuk  Rumah Zakat. Riskesdas 2010 (Balitbangkes 2011) mengungkap bahwa pada semua kelompok umur dan jenis kelamin di Indonesia terjadi masalah gizi kurang dan gizi lebih di Indonesia. Pada anak balita terdapat 17.9% yang mengalami gizi kurang (underweight), 36.5 mengalami stunting dan  5.8% mengalami gizi lebih (overweight). Pada anak usia 6-12 tahun sejumlah 12.2% tergolong kurus dan 9.2% tergolong gemuk (gizi lebih). Pada orang dewasa  12.6% tergolong  kurus (IMT) dan 21.7% tergolong gemuk. Hal ini menunjukkan masalah gizi ganda masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari segi konsumsi pangan, juga tampak masih belum memadai  mutu gizi dan keragaman pangan penduduk, yang ditunjukkan oleh Skor Pola Pangan Harapan (Skor PPH) 77.3 pada tahun 2011 (BKP Kementan, 2012). Rendahnya skor PPH ini disebabkan masih rendahnya  konsumsi pangan hewani, sayur dan buah. Data tersebut menunjukkan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum sadar gizi dalam menerapkan gizi seimbang.***

Newsroom/Hisful Aziz
Surabaya

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0