[:ID]KAB. TAPANULI. (31/01) Raihan sapaan akrab seorang sosok satri di rumah Quran binaan Rumah Zakat, Desa Sitampa Simatoras Kecamatan Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Beliau anak pertama dari 4 bersaudara. Sekarang ia sedang menduduki bangku sekolah SD kelas VI. Ia tinggal ditengah permukiman bisa dibilang sempit, padat, juga didikan anak seumurannya bisa dibilang liar. Banyaknya faktor lingkungan kurang baik membuat anak-anak dekat rumahnya hidup dengan bebas bermain.
Orang tua cenderung menghabiskan waktu di ladang. Hampir anak-anak di lingkungan itu menghabiskan waktu bermain, ada juga mencari rongsokan untuk sekedar mencari uang jajan.
Beruntungnya saat mulai menjadi siswa Rumah Quran, Raihan mulai terarah. Sikap antusiasnya belajar terdorong karena ia mulai berteman sesama santri yang terarah.
Raihan anak buruh tani yang biasanya bermain dengan bebas kini ia sudah hafal surah AN-NABA, surah yang paling panjang dalam juz 30.
“Dulunya ia tak mengenal huruf hijaiyah.Tapi kini ia bisa mengaji dan hafal surat An-Naba” ujar fasilitator Rumah Zakat yang juga membina Rumah Quran, Mula.
Bagi anak seumurannya, sudah syukur bisa mengaji, ditengah beratnya tantangan globalisasi. Rumah Qur’an binaan Rumah Zakat adalah solusi bagi generasi milenial agar menjadi pemuda modern cinta Al-Qur’an.
Newsroom
Nina / Lailatul Istikhomah[:]