PALEMBANG. Malaikat Dunia Istilah yang sering di ucapkan oleh kita yang hanya layak dan pantas diberikan atau di sandangkan kepada seorang perempuan yang sering kita sebut dengan kata “Ibu”. Kisah Yuningsi salah satu Warga Binaan di Palembang ini dapat menjadi salah satu contoh ibu yang begitu gigih memperjuangkan kehidupannya.
Yuningsi seorang Ibu single parents yang menghidupi dua anaknya. Anak pertama, perempuan berumur 13 tahun, dan masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Anak kedua duduk di bangku Sekolah Dasar, seorang laki-laki berumur 9 tahun. Setiap hari mereka harus bekerja selama 12 jam untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, sehingga jarang sekali terlihat tarikan bibirnya untuk tersenyum, hanya terlihat wajah lesung yang penuh kelelahan tiap harinya.
Perubahan yang cukup drastis diperoleh Yuningsi sewaktu mengikuti Majelis Hikmah dan pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Rumah Zakat cabang Palembang. Pola pikirnya baru terbuka, ketika mengetahui cara berdagang, pengemasan yang baik, serta pemasaran yang efektif.
Bergabungnya Yuningsi dengan Rumah Zakat sedikit banyak mengubah jam kerjanya lebih efisien, melalui program-program yang digulirkan Rumah Zakat. Hal ini terlihat dari usaha donat bontok yang dulu hanya bisa memproduksi banyak, dan terjual sedikit kini sudah mengalami peningkatan dari segi penjualan dan produksi. Sehingga kini Ibu yang sebatang kara dan mempunyai 2 orang anak ini bisa lebih banyak berkumpul dengan anaknya, dan kebahagiaan hidup pun diperolehnya.*** Newsroom/ Wahyudi Palembang