JEMBER – Warga
Kampung Baru Gunung Pasang, Desa Suci berkumpul di aula Madrasah Diniyah
Darussalam pada Minggu, 30 April 2023. Mereka mengikuti edukasi dan simulasi
Kesiapsiagaan Bencana yang difasilitasi oleh Rumah Zakat Action bersama relawan
Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Suci, Jember.
Dimulai pukul 13.00 WIB, acara dibuka oleh
Eriek Mustaqim sebagai Relawan Inspirasi. Sambutan juga disampaikan oleh Kepala
Desa Suci dan Komandan Kodim 0824 Jember yang datang menghadiri agenda
tersebut.
“Kita tidak tahu kapan bencana
terjadi, tapi kita wajib latihan untuk menghadapinya agar risiko bencana
menjadi lebih kecil, tidak banyak korban jiwa dan materi,” ujar Letkol
Cahyo, Komandan Kodim dalam sambutannya.
Sementara itu, edukasi tentang
Kesiapsiagaan Bencana disampaikan oleh Parmuji dari BPBD Kabupaten Jember.
Materi yang disampaikan adalah seputar hal yang harus dilakukan warga saat ada
potensi bencana, diantaranya mengetahui kawasan rawan bencana di sekitar tempat
tinggalnya, termasuk arah evakuasi dan titik kumpul untuk menyelamatkan diri.
Parmuji juga menyampaikan bahwa setiap
keluarga harus memiliki ketangguhan terhadap bencana, salah satunya dengan
menyiapkan tas siaga bencana. Tas ini berisi dokumen penting dan kebutuhan
hidup dasar selama tiga hari. Saat terjadi bencana, tas inilah yang dibawa ke
titik kumpul dan lokasi pengungsian.
Simulasi kejadian gempa bumi disertai
potensi tanah longsor juga dilakukan bersama warga. Ketika ada komando, warga
kemudian lari keluar untuk menyelamatkan diri dan relawan mengarahkan ke titik
kumpul. Lokasi titik kumpul selanjutnya dijadikan sebagai tempat pengungsian
sementara dengan pelayanan dapur umum dan pemeriksaan kesehatan. Sementara itu
relawan Destana dibantu puskesmas juga melakukan simulasi evakuasi terhadap
korban bencana.
Agenda yang berlangsung sampai pukul 16.00
WIB ini juga dihadiri dan didukung oleh berbagai pihak yang terlibat
diantaranya Camat, Puskesmas, Polsek dan Koramil Panti, Perumda Kahyangan,
serta relawan dari Unej dan Destana lain sekitar Desa Suci.
Diharapkan dari simulasi ini, warga menjadi
lebih tangguh terhadap bencana. Relawan juga memiliki gambaran situasi saat
terjadi bencana dan menyiapkan diri lebih baik lagi. Dengan demikian, risiko
bencana dapat diminimalisir seiring dengan peningkatan kapasitas warga dan
relawan.
Newsroom
Eriek Mustaqim/Amri Rusdiana