[:ID]BANDUNG, Rumah Zakat – Bagi orang yang berilmu, maka kesuksesan mesti diraih dengan usaha rasional. Tapi, tidak cukup itu saja, sebab bagi orang yang beriman kesuksesan juga mesti diraih dengan doa. Maka, perpaduan antara keilmuan dan keimanan seseorang, akan membentuk wujud nyata sikap dan perilaku yang seimbang, tidak pincang, dan utuh; yakni usaha dan do’a.
Orang bijak juga mengatakan, “Usaha tanpa doa adalah sombong, do’a tanpa usaha adalah mimpi yang kosong.”
Allah Subhanahuwata’ala berfirman :
“Dan Tuhanmu berfirman,” Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”
Dalam ayat tersebut, jelas sekali bahwa do’a adalah bentuk permohonan manusia sekaligus sebagai bentuk pengakuan terhadap adanya Allah ta’ala.
Dalam kondisi apapun, tetaplah berdo’a. Karena Allah sudah memperkenankan setiap makhluknya untuk berdo’a.
Adapun usaha tanpa doa, seakan dialah yang menentukan hasil akhir dari usahanya itu, padahal banyak manusia yang tidak berdaya ketika menghadapi badai besar diakhir dari usahanya. Inilah kesombongan dan keangkuhan ditengah kelemahan manusia.
Do’a tanpa usaha adalah mimpi kosong, seakan untuk menuju puncak cukup sekali lompat dan sekali teriakan. Berdoa, lalu merintih dalam doanya, bahkan menangis tersedu-sedu, tapi setelah itu kembali sibuk dengan dunia permainannya, dunia yang melalaikannya, maka bagaimana bisa apa yang dimintanya terwujud? Ibarat seorang yang meminta langsing tapi makan dan tidur tidak pernah dikontrol.
Meminta selamat dari api neraka, tapi dia justru mendekati api neraka dengan maksiatnya. Jika seperti ini, maka tak akan pernah sama antara permintaan dan kenyataan! Sebab, itu tidak rasional.
[:]