[:ID]YOGYAKARTA. Minyak bekas menggoreng atau yang lebih dikenal dengan nama Minyak Jelantah, selama ini hanya diterlantarkan atau dibuang begitu saja. Selain karena sudah berwarna keruh, penggunaan minyak jelantah untuk menggoreng makanan merupakan suatu yang kurang baik bagi kesehatan manusia.
Di beberapa tempat sudah mulai dikembangkan pengolahan jelantah menjadi biodiesel. Akan tetapi untuk proses pengolahan ini diperlukan lahan yang cukup luas. Di daerah pedesaan yang masih tersedia cukup banyak lahan kosong, proses pengolahan ini bisa menjadi alternatif yang menarik.
Berbedahalnya untuk daerah perkotaan yang sudah relatif susah menemukan lahan kosong, maka perlu alternatif lain dalam pengelolaan limbah dari bekas minyak goreng ini.
Hari Minggu, (17/12/207) Fasilitator Rumah Zakat bersinergi dengan Bank Sampah “Dados Arto” mengadakan pelatihan pengolahan Minyak Jelantah menjadi sabun. Minyak jelantah dipilih karena setiap rumah tangga dipastikan akan selalu mempunyai limbah berupa minyak jelantah.
Dipandu oleh Ibu Wulan, salah seorang dosen dari Universitas Ahmad Dahlan, beliau menjelaskan serta mempraktekkan pengeolahan minyak jelantah menjadi sabun kepada pengelola Bank Sampah “Dados Arto” .
“Bahan- bahan serta peralatan yang diperlukan cukup sederhana dan mudah didapat. Seperti Soda Api ( NaoOH ), pewangi , pewarna makanan dan minyak jelantah,” tutur Wulan.
“Pertama-tama yang dilakukan adalah menyaring dan menjernihkan minyak jelantah , setelah itu minyak jelantah dicampur dengan larutan NaOH dengan perbandingan tertentu. Kemudian diaduk aduk selama kurang lebih 45 menit,” Tambahnya.
Menurut Wulan, sabun yang dihasilkan nanti bisa berupa sabun cair atau padat. Di pelatihan kali ini, kita akan dibuat sabun padat. Kemudian campuran tersebut dituangkan ke dalam cetakan sesuai dengan keinginan. Setelahnya didiamkan selama 2 x 24 jam, kemudian adonan tersebut akan menjadi keras.
Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari pengolahan jelantah ini antara lain, produk sabun ini bisa dijual sebagai sabun mandi. Selain itu juga bisa dijadikan souvenir yang menarik untuk para tamu atau bisa juga dijadikan sebagai souvenir pernikahan dan lain lain. Yang tentunya akan memberikan pemasukan bagi Bank Sampah.
“Dan kedepan bisa diinisiasi menjadi sebuah gerakan sedekah jelantah. Sehingga bisa menjadi salah satu alternatif pengolahan limbah menjadi sesuatu yang lebih berharga dan bermanfaat,” tutup Fasilitator Rumah Zakat.
Newsroom/Kuna
Yogyakarta[:]