Pengertian
Zakat pertanian merupakan zakat yang
dikenakan atas hasil pertanian yang mengenyangkan atau mendatangkan penghasilan
pada waktu panen.
Dalil
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun
yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang
bermacam-,macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya)
dan tidak sama (rasanya) Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila
berbuah. Dan tunaikanlah haknya (zakatnya) di hari memetiknya”. (QS. 6 : 141).
Tanaman yang diairi air hujan atau sungai
wajib dikeluarkan zakatnya sepersepuluh
(10%) dan yang diairi dengan disirami, maka zakatnya seperduapuluh (5%) (HR. Bukhari dan Muslim)
Nishab
5 wasaq (1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1
sha’ = 2,176 kg, maka 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg); 652,8 kg gabah = 520 kg beras
atau senilai/seharga 520 kg beras
Haul: Tidak ada haul tapi dikeluarkan
setiap panen/menghasilkan
Kadar:
jika diairi oleh hujan atau sungai 10 %, dan apabila diairi oleh
pengairan 5 %
Cara menghitung
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak
sekedar air, akan tetapi ada biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka
untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya
diambil dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab)
dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya).
Mari Sahabat Tunaikan Zakat melalui Rumah
Zakat
Klik :
https://www.rumahzakat.org/l/ringanberzakat/