[:ID]Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa hampir 12% anak-anak di Ghouta Timur menderita gizi buruk akut-tingkat tertinggi yang pernah tercatat sejak dimulainya perang di Suriah. Sedikitnya, lima dari 130 anak meninggal karena kelaparan dan kurangnya tindakan medis.
“Harga makanan di pasar sangat tinggi, orang makan satu kali sehari Ada banyak orang yang mengemis di jalanan – anak-anak, orang tua, ini masalah besar,” tutur Al-Shami, salah satu warga Ghouta yang kehilangan 10 anggota keluarganya saat rumah mereka diserang. “Untuk menjaga diri tetap hangat selama bulan-bulan musim dingin, kami membakar perabotan, seperti lemari, kursi – apapun terbuat dari kayu, itu sudah menjadi kenyataan kita,” jelas Al-Shami.
Untuk membantu meringankan kondisi anak-anak Suriah yang mengalami kekurangan makanan, Rumah Zakat mendistribusikan roti untuk 1.000 anak-anak di Ghouta Timur.
“Anak-anak ini tertahan di tempat-tempat pengungsian, mereka tidak bisa keluar. Karena jika mereka keluar, mereka bisa saja terkena bom yang terus dilancarkan ke pemukiman warga sipil. Akibatnya, mereka kedinginan dan kelaparan di dalam tempat pengungsian,” jelas Andri Murdianto, Crisis Center Department Head Rumah Zakat. “Semoga bantuan makanan dari masyarakat Indonesia dapat sedikit meringankan beban mereka dan membuat mereka bisa lebih kuat untuk bertahan di kondisi saat ini,” tambah Andri.
Newsroom/ Ria Arianti
Suriah[:en]The United Nations (UN) states that nearly 12% of children in East Ghouta suffer from acute malnutrition-the highest level ever recorded since the start of the war in Syria. At least five out of 130 children died of starvation and lack of medical treatment.
“The price of food in the market is very high, people eat once a day. There are a lot of people begging on the streets – kids, parents, it’s a big deal,” said Al-Shami, one of the Ghouta residents who lost 10 family members as their home attacked.
“To keep ourselves warm during the winter months, we burn furniture, like cabinets, chairs – anything made of wood, that has become our reality,” Al-Shami explained.
To help alleviate the condition of Syrian children with food shortages, Rumah Zakat distributes bread for 1,000 children in East Ghouta.
“These children are stuck in refugee camps, they cannot get out because if they get out, they could be hit by a bomb that continues to be waged into civilian settlements. As a result, they are cold and hungry in the refuge, “explained Andri Murdianto, Crisis Center Department Head of Rumah Zakat.
“May the food aid from the people of Indonesia can slightly lighten their burden and make them stronger to survive in the current conditions,” added Andri.
Newsroom / Ria Arianti
Syria[:]