BANDUNG. Pendidikan merupakan hak semua rakyat Indonesia, demikian dikatakan dalam undang-undang, bahkan pendidikan menjadi salah satu faktor utama untuk dapat mencapai kemakmuran suatu negara. Nyatanya masih banyak anak Indonesia yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal. Berdasarkan laporan dari departemen Pendidikan dan kebudayaan, setiap menit ada empat anak yang harus putus sekolah. Sementara itu, menurut Pengamat Pendidikan, Muhammad Zuhdan, sebagaimana dilansir suaramerdeka.com (03/2013), mengatakan bahwa tahun 2010 tercatat terdapat 1,3 juta anak usia 7 – 15 tahun di Indonesia terancam putus sekolah. Alasan utama dikarenakan faktor ekonomi.
Telah diketahui bersama, di Indonesia, para orang tua tetap harus merogoh kocek untuk memasukkan anaknya ke sekolah favorit yang mereka harapkan. Belum lagi biaya bulanannya, kegiatan outing, seragam, ekstrakurikuler, atau sekedar ongkos transportasinya. Padahal dibeberapa wilayah sekolah dasar hingga menengah pertama sudah digratiskan.
Berbicara mengenai sekolah gratis, Indonesia menghadapi dua permasalahan besar dalam membangunan pendidikan gratis yang berkualitas. Kata Tito Suhendar, kepala sekolah SD Juara, masalah besar itu adalah manajemen sekolah dan sumber tenaga pendidik dalam hal ini guru. Selama ini gratis identik dengan tidak serius dan apa adanya. Banyak negara yang mutu pendidikannya baik adalah bangsa-bangsa yang membangun kualitas pendidikannya tidak hanya berbasis pada pembangunan isik namun juga nonisik seperti managemen dan kulitas guru. Kurangnya pemahaman terhadap pembangunan nonisik inilah yang nampaknya menjadi salah satu sumber mengapa program sekolah gratis belum berhasil dengan baik, bahkan dapat dikatakan kualitas sekolah gratis mengalami penurunan dibandingkan dengan sekolah sebelum digratiskan.
Kesadaran tersebut membawa RZ membangun sekolah gratis yang berfokus pada pembangunan nonisik. Guru yang berkualitas akan menghasilkan murid yang berkualitas pula, terlepas dari latar belakang anak tersebut seperti apa, karena setiap anak adalah spesial.
Sekolah Juara
Dengan mengusung sekolah gratis yang unggul dan berkualitas, Sekolah Juara pertama dibangun di Bandung, pada tahun 2007. Seleksi penerimaan peserta didik di sekolah juara tidak sama dengan sekolah favorit pada umumnya, seleksi untuk diterima di Sekolah Juara dititikberatkan pada seleksi ekonomi, yang paling membutuhkan dialah yang diterima. Aktivitas sekolah dirancang sesuai dengan konsep multiple intelligences sehingga memungkinkan para siswa untuk menggali beragam potensi agar menjadi insan mandiri dengan mental juara.
Setiap siswa mendapat Beasiswa Juara yaitu biaya pendidikan untuk segala fasilitas tanpa kecuali. Empat stel seragam sekolah, tas, sepatu, modul pembelajaran, ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan outing seperti berenang, ield trip, careers day, PHBI, PHBN, Achievement Motivation Training, LDKS dan model pembelajaran lainnya. Siswa juga mendapatkan Gizi Sang Juara atau program pemberian makanan sehat dan transportasi secara cuma-cuma.Hingga kini Sekolah Juara semakin berkembang, dari SD, SMP hingga SMK Juara. Total ada 15 sekolah juara yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari 15 sekolah tersebut 5 sekolah merupakan bangunan sendiri dari hasil wakaf, sedangkan sisanya masih sewa. Walau dengan keterbatasan bangunan dan sarana pendidikan, Sekolah Juara mampu melahirkan anak-anak bermental juara, segudang prestasi mampu mereka raih.
Prestasi Sang Juara
Sepanjang 2014 lalu, 344 siswa sekolah juara mampu menorehkan prestasi membanggakan bagi sekolahnya, baik secara berkelompok maupun perorangan. Dari SD Juara Medan, siswa meraih juara 1 dan 2 lomba puisi dalam acara 1 th Anniversary Sedekah Bareng “Berbagi Harta Berbagi Cinta”, Juara Harapan 2 Tahidz dan harapan 1 Sains dalam Pentas Seni Muhammadiyah. Selain itu tim sepakbolanya juga menjadi juara 3 turnamen sepak bola mini se kota Medan. Tak kurang dari 20 siswa SD Juara Bandung meraih prestasi yang membanggakan. Dari membatik hingga menghias cup cake berhasil dijuarai.
Untuk tingkat kecamatan siswa SD Juara Bandung meraih juara ke 2 membatik, pidato, aksara sunda, dan olimpiade matematika. Dalam bidang olahraga 2 orang siswa menjadi juara pertama catur dan pencak silat. SD Juara Bandung juga memborong juara tahidz sebandung raya dengan menjadi juara 1,2 dan 3. Masih di tingkat kota siswa sd juara menjadi juara 1 dan 2 menghias cup cake dalam Bingkisan Beruntun Festival di Trans Studio Mall.
Begitu juga dengan SD Juara Medan dan Bandung, SD Juara di Jakarta, Jogja, Semarang, Surabaya, Pekanbaru, bahkan Cilegon yang baru berdiri pun banyak meraih gelar juara. Demikian pula dengan ditingkat SMP. Bahkan SMP Juara Bandung dan SMP Juara Pekanbaru sama-sama meraih juara 1 untuk lomba mading di kota masing-masing. Prestasi yang diraih oleh siswa juara tersebut tentunya tak lepas dari bimbingan para guru, doa para orang tua, serta dukungan dari para donatur.
Semoga semakin banyak anak-anak Indonesia yang kurang mampu terutama di pelosok dapat mengenyam pendidikan gratis berkualitas seperti mereka.
Sumber : RZ Magz #16 Januari 2015
BANDUNG. Education is a right for human being. Education is a main factor of nation prosperity. However, many children in the world especially in Indonesia who have not attend formal education. According to Indonesian Culture and Education Department’s national data, there are 4 children who are forced to drop out of school every minute and the main problem is economic capacity.
With regard to this emergency condition, RZ initiated to provide free qualified education which focuses on generating qualified generation on any field for the needy.
The school named Sekolah Juara. It was first established on 2007 in Bandung. Through this school, the needy will receive various qualified education facility such as full set school kit, qualified teachers and mentor, extracurricular classes, outing class program, and supplementary food distribution.
Currently, RZ has successfully established 15 Sekolah Juara spread throughout Indonesia. Along with donors, in 2014, RZ has also educated 1.892 students in Sekolah Juara and mentored 6.790 needy students through Scholarship (Beasiswa Ceria). ***
Courtesy: RZ Magz #16 Januari 2015