[:ID]BANDUNG. Selasa, (16/05) M. Fahri As-Shidiq melakukan kontrol ke dokter anak di Rumah Sakit Al-Islam Bandung. Fahri (11) melakukan pengobatan secara rutin selama 3x dalam pekan pertama setiap bulannya. Fahri menderita Osteogenesis Imperfecta atau kerapuhan pada tulang sejak usianya 4 tahun. Saat ini kondisi Fahri lumpuh tidak bisa berjalan, tulang di tubuhnya sangat rentan untuk patah dan bergeser. Dengan demikian, setiap gerakan Fahri sangat terbatas, bahkan untuk batuk dan bersin pun harus dijaga karena tulang rusuk atau tulang dada Fahri kemungkinan bisa patah.
Menurut dokter salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk kesembuhan Fahri yaitu dengan melakukan pengobatan dan penanganan rutin hingga ia berusia 17 tahun, meskipun tidak dapat tumbuh sempurna. Saat ini, penanganan untuk Fahri yaitu dengan melakukan suntik vitamin yang diinfuskan ke tubuhnya untuk memberikan asupan kalsium pada tulangnya sehingga tidak mudah rapuh.
Rencananya, Rabu (17/05) Fahri akan menjalani pemeriksaan di bagian Ortopedi untuk memastikan kondisi tulang yang menonjol keluar apakah bisa dilakukan operasi atau tidak. Kondisi tulang di kaki Fahri bukan tumbuh ke atas, melainkan berbentuk pipih seperti piringan sehingga jika ada aktivitas berlebih, tulang tersebut menonjol keluar bersamaan dengan kulitnya dan menyebabkan berdarah di permukaan kulit.
Biaya yang diperlukan Fahri untuk berobat, tentu tidak murah. Sri Astati Nursani (32), sang ibunda sebelumnya berjuang dengan cara berjualan tissue di pelataran Masjid Istiqamah. Dengan banyaknya bantuan dari berbagai pihak, pengobatan untuk Fahri dapat berjalan kembali.
Salah satu pihak yang membantu pengobatan Fahri yaitu berasal dari para netizen Kompas yang melakukan crowdfunding melalui situs Kitabisa. Penyaluran bantuan ini bekerjasama dengan Rumah Zakat sebagai pihak implementator dan pendampingan pengobatan Fahri. Setelah beberapa kali berkunjung, Fahri yang terbilang ramah ini sudah akrab dengan Indah, PIC dari Rumah Zakat. Terlihat sesekali bersenda gurau dan bermain ketika sedang melakukan pendampingan di rumah sakit.
Kini Fahri mulai kembali bersekolah di bangku kelas 1 SD, meskipun seharusnya ia berada di bangku kelas 5 bersama teman-temannya. Namun, semangat Fahri tidak pernah padam. Dengan dukungan dari sang ibunda, Fahri yang ingin masuk pesantren dan bercita-cita ingin menjadi seorang kiayi ini sudah dapat bermain dan bersosialisasi bersama teman-temannya.
Newsroom/Dian Ekawati
Bandung
[:]