[:ID]PEMBINAAN PETANI DI DESA BERDAYA BEHA[:en]COACHING FOR FARMER IN BEHA EMPOWERED VILLAGE [:]

oleh | Mar 6, 2019 | News

[:ID]KAB.KEPULAUAN SANGIHE. Tipe pertanian di Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara adalah tipe pertanian tanaman keras atau tanaman perkebunan , mencakup Tanaman Kelapa, Cengkeh dan Pala. Dan karakter petaninya adalah PETANI TUNGGU. Artinya adanya kegiatan ekonomi hanya ada saat musim panen saja. Kalo musim panen belum tiba para petani biasanya keluar daerah Sangihe untuk menjadi buruh tani atau kerja serabutan.

Rumah Zakat melalui fasilitator Desa Berdaya mencoba menawarkan sebuah solusi untuk menghasilkan ataupun menambah pendapatan keluarga melalui Program Petani Berdaya di Desa Berdaya Beha Kec.Tabukan Utara Kab.Kepulauan Sangihe melalui Budidaya Pepaya Tumpang Sari Cabai.

Bantuan awal berupa Bantuan Modal Usaha dan Bantuan Sarana Usaha untuk Program Petani Berdaya dari Rumah Zakat untuk PokTan Berdaya Desa Beha.

Bantuan tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membuka dan menyiapkan lahan budidaya serta membeli kebutuhan bibit dan pupuk tanaman.

Berlokasi di Desa Berdaya Beha Kec.Tabukan Utara Kab.Kepulauan Sangihe, Mayoritas anggota PokTan Berdaya adalah ibu-ibu, selama ini mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan hanya tinggal di
rumah masing-masing dan sesekali membantu para suami jika tiba musim panen kelapa, cengkeh atau pala.

“Ini dikarenakan karena karakter petani di Desa Beha adalah PETANI TUNGGU. Disaat ada kegiatan panenan mereka baru bekerja, ketika belum ada masa panenan mereka biasanya keluar daerah untuk menjadi buruh tani lepas.

Bantuan Rumah Zakat melalui Program Petani Berdaya diharapkan mampu untuk menambah ataupun meningkatkan pendapatan keluarga mengingat kebanyakan anggota PokTan Berdaya adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi kurang mampu atau prasejahtera” ujar Fsilitator Desa Berdaya Beha, Haryono Sutikno.

Adanya potensi pasar yang menjanjikan diharapkan mampu menjadi pemompa semangat PokTan untuk mencapai target usaha budidaya yag digalakkan.

Disamping mendapatkan pendampingan untuk mencapai kemandirian finansial, anggota PokTan dan binaan Rumah Zakat lainnya senantiasa mendapatkan pembinaan keagamaan lewat kegiatan Majelis
Taklim dan TPQ.

Paling tidak rutin sekali atau dua kali seminggu para binaan berkumpul untuk mendapatkan bimbingan keagamaan islam berkaitan dengan kemapuan baca quran maupun tentang kajian keislaman lainnya seperti hukum islam, tata cara ibadah yang baik dan benar dan aqidah akhlaq. Majelis Taklim adalah salah satu sarana ajang curhat para binaan berkenaan tentang permasalahan kehidupan sehari-hari warga binaan.

Melalui intervensi dari Rumah Zakat ini para anggota PokTan Berdaya Desa Beha dan warga binaan lainnya merasa sangat terbantu sekali karena merasa diperhatikan akan kebutuhan ekonomi mereka dan pengembangan sisi keagamaan mereka. Mengingat selama ini mereka biasanya hanya menunggu hasil panenan karena kebanyakan adalah buruh tani namun saat ini mereka diberi kesempatan untuk merintis usaha sendiri dan sangat sulit mendapatkan pembimbing yang bisa terus rutin dalam membina warga.

Diharapkan melalui Program Petani Berdaya dan program Rumah Zakat lainnya kemandirian dan keagamaan anggota PokTan Berdaya bisa terwujuddan berkembang.

“Dan semoga dengan bantuan sarana dan modal usaha dari rumah zakat ini kelompok tani BERDAYA Desa Berdaya Beha bisa maju dan berkembang. Terima kasih Rumah Zakat sumbangsih yang diberikan semoga bermanfaat dan berkah bagi semuanya dan dibalas dengan pahala yang besar dan lebih baik. Aamiin YRA” ujar Haryono Sutikno.

Newsroom
Tri Prasetyo/ Lailatul Istikhomah[:en]KAB. PULAU SANGIHE. The type of agriculture in the Sangihe Islands Regency of North Sulawesi Province is a type of perennials or plantation crops, including Coconut, Cloves and Nutmeg. And the farmer’s character is WAITING FARMERS. This means that there is only economic activity during the harvest season. If the harvest season has not arrived, the farmers usually leave the Sangihe area to become agricultural laborers or odd jobs.

 

Rumah Zakat through the Empowered Village facilitator tries to offer a solution to generate or increase family income through the Empowered Farmer Program in the Beha Empowered Village of North Taban Subdistrict, Pulau Sangihe through Papaya Cultivation.

 

Initial assistance in the form of Business Capital Assistance and Business Facility Assistance for the Empowered Farmer Program from Rumah Zakat for Beha Village Farmer Group.

The assistance is then used to open and prepare cultivated land and buy the needs of seeds and plant fertilizers located in Beha Village Tabukan Utara district Kepulauan Sangihe Regency.

Farmer Group members are mothers, so far they have spent more time just living at house and occasionally help husbands when the harvest season coming.

“This is because the character of the farmers in Beha Village is WAITING FARMERS. When there are harvesting activities they just work, when there is no harvest period they usually leave the area to become casual farm laborers. Rumah Zakat assistance through the Empowered Farmers Program is expected to be able to increase family income, considering that most members of the farmer group are economically disadvantaged or underprivileged people, “said Beha Empowered Vilage Facilitator , Haryono Sutikno.

The promising market potential is expected to be able to pump the spirit of farmer group to reach the target of the cultivation business.

Besides getting assistance to achieve financial independence, farmer group and other Rumah Zakat assisted member always get religious guidance through the activities of the Religious Assembly and TPQ.

 

At least once or twice a week the assistants gather to get Islamic religious guidance related to the ability to read the Quran and about other Islamic studies such as Islamic law, good and true religious practices and aqeedah akhlaq. Religious Assembly is one of the means to talk about their problems of the daily life.

 

Through the intervention of the Rumah Zakat, the members and other assisted residents felt very helped because they felt heeded for their economic needs and the development of their religious side. Considering that all this time they usually only waited for the crops because most of them were farm laborers, but now they were given the opportunity to start their own businesses and it was very difficult to get a mentor who could continue to routinely foster citizens.

 

It is hoped that through the Empowered Farmers Program and other Rumah Zakat programs the independence and religion of farmer group members can be realized and developed.

“And hopefully with the help of facilities and business capital from Rumah Zakat, the farmer groups of can progress and develop. Thank you Rumah Zakat the contribution that is given may be useful and blessing for all and be rewarded with a great and better reward. Aamiin” said Haryono Sutikno.

 

Newsroom

Tri Prasetyo / Lailatul Istikhomah[:]