Memeluk adalah bahasa cinta yang paling kuat. Pelukan orang tua ke anak bahkan lebih efektif dibanding mengumbar pujian lewat kata-kata.
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan sentuhan fisik yang bisa meraba aspek emosional manusia. ‘’Dan, sentuhan itu bentuknya adalah pelukan,’’ ujar Melly Puspita Sari, psikolog dan pengarang buku The Miracle of Hug.
Sayangnya, memberikan kasih sayang kepada anak, atau pasangan dan anggota keluarga lain, dalam bentuk pelukan memang sering disepelekan. Banyak orang tua yang lupa kalau pelukan merupakan perwujudan kasih sayang yang paling mudah dilakukan dan penting untuk dipenuhi.
Melly mengatakan pelukan berfungsi memberikan ketenangan dan rasa disayang pada anak. Kedua rasa itu kemudian mempengaruhi munculnya rasa penuh kasih sayang dari anak. ‘’Sehingga ia bisa memberi kasih sayang ke orang lain dan memunculkan empati,’’ katanya menerangkan.
Anak yang kerap dipeluk juga akan merasa dekat dengan orang tuanya. Sehingga memiliki kedekatan batin dengan orang tua.
Melly menyarankan membiasakan memeluk anak dengan tulus. ‘’Lakukan hingga rasanya nyaman,’’ kata dia. Seberapa sering anak perlu dipeluk? Melly menjawab minimal delapan kali dalam satu hari.
Rangkul tangan anak ketika sedang memeluknya. Biarkan energi antara orang tua dan anak mengalir. Lalu, bayangkan pelukan tersebut sebagai pelukan terakhir. Melly berujar memeluk juga harus dilakukan dengan kelembutan. ‘’Peluklah anak sesering mungkin, agar tidak menyesal jika kesempatan memeluk tak ada lagi.’’
Memeluk memberi letupan hormon oksitosin ke anak. Hormon oksitosin memicu munculnya rasa cinta atau relaks pada manusia. Penelitian bahkan menyatakan hormon oksitosin bisa mengurangi racun yang muncul dari zat derifat glutamat yang berbahaya di otak, yang bisa menimbulkan perilaku sulit pada manusia.
Yuk, mulai lebih sering sang buah hati di rumah. Minimal delapan kali sehari, lho.
Sumber: liniberita.com