[:ID]PELATIHAN MEMBUAT BROWNIS KUKUS BERBAHAN LABU DI DESA WONOPOLO[:en]TRAINING TO MAKE BROWNIES FROM PUMPKIN IN WONOLOPOVILLAGE [:]

oleh | Agu 23, 2017 | News

[:ID]SEMARANG. Perkembangan zaman yang membuat gaya hidup masyarakat kini berubah, untuk masalah konsumsi makanan sehari-hari masyarakat biasanya lebih suka makanan instan dan cepat saji. Namun, kebiasaan ini kadang membawa efek buruk bagi kesehatan, karena salah satu penyebab timbulnya penyakit adalah dari makanan yang masyarakat konsumsi.

Menggentasi masalah tersebut, Rumah Zakat melalui Khanif, Fasilitator Desa Berdaya di desa Wonopolo, mengadakan pelatihan membuat makanan sehat dari bahan alami, Senin (21/08). Pelatihan ini adalah pelatihan membuat brownis kukus lapis berbahan dasar labu.

“Hanya perlu kreasi sedikit makanan murah sehat bergizi dengan mudah kita dapatkan dan di jamin higeinis bebas MSG dan bebas bahan pengawet,” ungkap Bu Puji, salah satu trainer pembuatan brownis yang di undang untuk mengisi pelatihan ini.

Ibu syifa (38), seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak lima merasa senang di ajak bergabung dalam pelatihan ini “besok kalau ada lagi saya diundang ya,” sahutnya.

“Kedepan pelatihan seperti ini kita kembangkan di wilayah yang lain, agar masyarakat terbiasa dengan makanan alami sehat dan murah tidak tergantung dengan produk pabrikan juga untuk mengurangi budaya konsumtif ,” kata khanif saat menutup acara.

Newsroom/Kuna
Semarang

 [:en] 

SEMARANG. The global development era makes people’s lifestyle is now changing. For the daily food consumption, people usually prefer instant food and fast food. However, these habits sometimes bring adverse effects to health, because the causes of the disease are from the food that people consume.

Resolving the problem, Rumah Zakat through Khanif, the Empowered Village Facilitator in the Empowered Village of Wonopolo, held a training to make healthy food from natural ingredients, Monday (21/08). This training aims to make brownies made from pumpkin.

“Just need to create a little nutritious healthy cheap food easily we get and guaranteed free MSG and preservative,” said Bu Puji, one of the brownies trainers who was invited to fill this training.

Mrs. Syifa (38), a housewife who has five children, was delighted to be invited to join the training “tomorrow if there is more training like this, just invite me, ok,” he replied.

“For the next training, activity like this will be developed in other areas, so that people are accustomed to healthy natural foods and cheap does not depend on the product manufacturer also to reduce the consumptive culture,” said khanif when closing the event.

Newsroom / Kuna
Semarang[:]