Ada sebagian orang yang bekerja hanya mengejar gaji atau
keuntungan yang besar tanpa memikirkan nilai-nilai keberkahan dalam pekerjaan
itu. Tak sedikit yang rela mengerjakan pekerjaan yang bernilai buruk hanya demi
kekayaan, popularitas, dan kesejahteraan duniawi. Padahal, pekerjaan itu tidak
disukai oleh Allah Swt. dan harus dijauhi karena mengandung kemaksiatan.
Sebagai seorang muslim, tentu kita harus teliti dan kritis
memilih pekerjaan dan bekerja untuk kehidupan sehari-hari. Tanya pada diri
sendiri, apakah pekerjaan yang selama ini kita lakoni sesuai dengan aturan
Allah? Apakah pekerjaan kita mengandung keberkahan atau tidak?
“Sesungguhnya
Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil dan siapa yang bersusah
payah mencari nafkah untuk keluarga maka dia serupa dengan seorang mujahid di
jalan Allah Azza Wajalla (H.R. Ahmad).
Baca Juga: Keutamaan Mencari Nafkah
Merangkum dari buku Agar Hidup Selalu Berkah karya Habib
Syarief Muhammad Alaydrus, ada 9 tanda pekerjaan yang akan diberkahi oleh Allah
Swt. Coba cek, apakah pekerjaan kita memenuhi 9 tanda tersebut?
1. Pekerjaan yang halal
Pekerjaan yang halal adalah pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan aturan Islam. Sehingga seorang muslim harus bekerja di
tempat yang halal dan melakukan pekerjaan yang halal.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah kami
rezekikan kepadamu.” (Q.S. Al Baqarah: 172).
2. Pekerjaan yang memberi manfaat
Sesuai dengan hadits Nabi saw., pekerjaan
yang mengandung keberkahan adalah pekerjaan yang bisa memberikan manfaat
terhadap orang lain. “Sebaik-baik manusia
adalah yang bisa memberi manfaat kepada manusia lainnya.”
3. Pekerjaan yang tidak mendatangkan kerusakan,
kehancuran, dan penederitaan
Hal ini sudah difirmankan oleh Allah Swt.
dalam surah Al-A’raf ayat 56, “Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) menciptakan
dengan baik …”
4. Pekerjaan yang dilakukan dengan tenang
Pekerjaan yang dilakukan secara
tergesa-gesa akan menimbulkan hasil yang negative karena berasal dari setan. Sementara
pekerjaan yang dikerjakan dengan hati yang tenang hasilnya pun akan positif
karena datang dari Allah Swt.
Rasulullah saw. bersabda, “Kehati-hatian (ketenangan) datang dari
Allah, sedangkan ketergesa-gesaan datang dari setan.” (H.R. Abu Ya’la).
Baca Juga: Doa dan Zikir Agar Dipermudah Mencari Nafkah
5. Hasil keringat sendiri
Dituturkan dari Aisyah r.a. bahwa
Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya
hal terbaik yang dimakan oleh seseorang adalah apa yang ia dapat dari hasil
usahanya sendiri …” (H.R. Ibnu Majah).
Dari hadits di atas mengisyaratkan bahwa
hasil keringat sendiri/usaha sendiri lebih baik dan lebih mengundang keberkahan
dibanding hasil pemberian orang lain.
6. Bertahap sesuai dengan perjalanan waktu
Maksudnya, pekerjaan yang dikerjakan secara
runut dan bertahap sesuai dengan skala prioritasnya. Sehingga, ia bisa
menyelesaikan pekerjaan dengan baik satu persatu hingga semua pekerjaannya
tuntas. Artinya, tidak mengerjakan banyak pekerjaan secara sekaligus hingga
membuat pusing kepala dan stres.
Hal ini sejalan dengan surah Al-Insyirah
ayat 7, “Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.”
7. Dilandasi dengan sikap ikhlas, tawakal,
sabar
Artinya, melakukan pekerjaan itu harus ikhlas,
tawakal, dan sabar semata karena Allah Swt. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata,
Rasulullah saw. pernah bersabda,“Sesungguhnya
Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan
wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu.” (H.R. Muslim).
Baca Juga: Siapakah yang Wajib Mendapatkan Nafkah?
8. Pekerjaan yang mulia
Maksudnya adalah pekerjaan yang bersifat
mulia. Dari Said bin Umair dari pamannya, dia berkata, “Rasulullah saw. ditanya, ‘Pekerjaan apakah yang paling baik?’
Beliau menjawab, ‘Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua
pekerjaan yang baik.’” (H.R. Baihaqi dan Al Hakim).
9. Berharap rida Allah
Di dalam bekerja, kita harus selalu mengharap
keridaan dari Allah Swt. agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. “Dan di antara
manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridaan Allah; dan
Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah: 207).