SEMARANG. Berprofesi sebagai sales produk jajanan mengharuskan Wulan, sapaan akrab Diah Wulandari, berkeliling menjajakan produk yang ditawarkannya. Wulan memulai menawarkan produknya di Semarang. Seiring berjalannya waktu, Wulan pun merambah kota-kota di luar Semarang.
Proses panjang yang dialami Wulan untuk berkeliling menjajakan produk jajanan, membuat hati kecilnya sebagai seorang ibu terusik. “Sampai kapan saya akan bekerja seperti ini? Sementara di rumah, anak saya yang masih kecil membutuhkan kehadiran dan kasih sayang saya,” tutur Wulan.
Hati kecil yang terusik itu membuat Wulan memutuskan untuk melakukan resolusi pekerjaannya. “Sekian lama bergelut dengan produk jajanan, saya terinspirasi untuk membuka usaha produk jajanan. Awalnya saya
membuat pangsit dengan resep yang saya coba-coba sendiri. Tidak mudah menemukan takaran bahan yang pas. Setelah mencoba beberapa kali alhamdulillah saya menemukannya,” jelas ibu empat orang anak ini.
Setelah berhasil menemukan adonan yang tepat, Wulan mulai memproduksi secara massal pangsit ini dan menawarkannya ke toko-toko cemilan. Hasil penawaran yang dilakukannya cukup mengejutkan. “Sebagian besar toko yang saya tawarkan menolak,” kenangnya.
Tidak ada kata menyerah dalam kamus wanita kelahiran Semarang ini. “Ditolak di banyak tempat tidak berarti tidak ada yang mau dengan produk yang saya tawarkan. Saya yakin akan ada yang mau menerima produk saya,” jelas Wulan optimis.
Saat istri Rudi Nugroho ini menawarkan pangsitnya di Tlogosari, ada salah satu toko yang mau menerimanya. Sejak saat itu usahanya mulai berkembang. Kini pangsit Wulan telah tersebar berbagai toko grosir jajanan di 15 lokasi.
Pertemuan Wulan dengan RZ menambah khazanah usahanya. Selain proses pembinaan, RZ pun menyarankan produk jajanannya untuk lebih variatif. “Alhamdulillah menginjak usia setahun ini omzet perbulan yang saya dapatkan berkisar Rp11.102.000 dengan keuntungan bersih Rp4.752.500,” pungkas Wulan.***
Newsroom/Andriyan Citra Lesmana
Semarang
