MAKASSAR – Pak Rauf (46 tahun) adalah seorang pasien
cuci darah selama 3 tahun. Awalnya, ia melakukan cuci darah di Rumah Sakit
Labuang Baji, namun karena jarak yang jauh, Pak Rauf akhirnya memindahkan
tempat cuci darahnya ke Rumah Sakit Tajuddin Khalid Biringkanaya Makassar.
Beliau tinggal di Bonti-Bonti, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Kisahnya sangat menyentuh karena ia harus naik motor untuk
menjalani cuci darah tiga kali seminggu dengan jarak sekitar 32 kilometer.
Terkadang, di perjalanan, dirinya harus berhenti beberapa kali untuk istirahat
karena kondisi kesehatannya yang rapuh. Saat musim hujan, beliau harus membawa
baju ganti dan berganti pakaian ketika tiba di rumah sakit.
Terkadang, karena kendala ekonomi, Pak Rauf harus menahan
sakit tidak mengikuti jadwal cuci darah karena beliau tidak sanggup mengendarai
motor karena tidak mampu menyewa angkot atau kendaraan lainnya. Saat ini,
beliau tinggal dengan istri dan anaknya di sebuah kontrakan, dan mata
pencahariannya adalah menjual jajanan anak sekolah.
Pak Rauf mendengar tentang layanan mobil ambulance dari
Rumah Zakat melalui temannya yang juga seorang pejuang Hemodialisa. Temannya telah
lama mendapatkan manfaat dari layanan ini. Akhirnya pak Rauf menghubungi Driver
Ambulance Rumah Zakat, Meskipun awalanya
ada kendala jadwal beliau bertepatan dengan pasien yang telah lebih dulu
mendapat layanan Ambulance. Pak Dzulhadi (Driver Rumah Zakat) berupaya mengatur
jadwal Pengantaran agar bisa memberikan layanan kepada Beliau.
Pak Rauf berhasil menggunakan layanan ambulance dari Rumah
Zakat pada tanggal 10 Oktober 2023. Beliau sangat berterima kasih kepada Rumah
Zakat atas bantuan ini. Layanan ambulance telah meringankan beban yang selama
ini beliau alami. Pak Dzulhadi, driver ambulance, juga menitipkan doa untuk
kita semua agar kita tetap sehat, bisa melayani sesama, dan menjalankan tugas
dengan baik sesuai amanah yang diberikan.
Newsroom
Novie Anggraeni/Amri Rusdiana
