Oleh: Muhbib Abdul Wahab
Kemarau panjang tahun ini dirasakan sangat panjang oleh mayoritas rakyat Indonesia. Banyak wilayah di Tanah Air yang mengalami kekeringan, kesulitan mendapat air bersih, gagal panen, dan kebakaran hutan.
Cuaca yang sangat ekstrem ini tidak hanya “mengganggu” ketahanan pangan nasional, tetapi juga mengakibatkan melambungnya harga kebutuhan pokok.
Di sejumlah wilayah, banyak warga yang terpaksa harus berjalan kaki berkilo-kilometer hanya untuk mendapatkan satu jerigen atau satu ember air bersih.
Islam merupakan agama rahmat bagi semesta raya (rahmatan lil alamin). Pada saat kita dilanda kemarau panjang, kesulitan air (sumur, waduk, dan sungai yang mulai mengering) karena hujan telah lama tidak turun, Islam mengajarkan umatnya untuk mendirikan shalat istisqa (meminta hujan). Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan (sunah muakkadah) umatnya untuk melaksanakan shalat istisqa dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini.
Sejatinya, shalat istisqa merupakan ibadah ritual yang mengajarkan pentingnya berdoa, memohon pertolongan, dan meminta perlindungan ( iltija’) kepada Allah SWT. Kita diingatkan untuk bersandar dan menggantungkan segala sesuatunya hanya kepada Allah sebagai penguasa alam semesta.
Shalat istisqa merupakan salah satu upaya (usaha) spiritual untuk mendapatkan “siraman air” dari langit. Shalat istisqa juga untuk menjauhkan kita dari sifat sombong dan putus asa.
Salah satu doa yang diajarkan Nabi SAW dalam khotbah sebelum shalat istisqa adalah Allahumma isqina al-ghaitsa wa la taj’alna min al-qanithin (Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang berputus harapan).
Setidaknya, ada lima nilai spiritual dalam shalat istisqa. Pertama, shalat istisqa merupakan bentuk ittiba’ (mengikuti dengan penuh kesadaran hati) akan sunah Nabi SAW. Melalui shalat istisqa, kita diajarkan untuk memohon langsung kepada Allah SWT.
Kedua, shalat istisqa merupakan realisasi pembuktian iman terhadap kemahabesaran dan kemurahan Allah melalui doa. Melalui shalat istisqa kita dididik untuk meyakini sepenuh hati bahwa Allah itu mendengar keluh kesah dan kesulitan kita. (QS Al-Baqarah [2]: 186).
Ketiga, shalat istisqa mendidik kita semua untuk memperbanyak zikir kepada Allah, beristighfar atas segala dosa, sekaligus bertawakal kepada-Nya setelah mengoptimalkan usaha. Dengan shalat istisqa, kita mengharapkan kemurahan dan kemahakuasaan Allah dalam menurunkan hujan.
Keempat, shalat istisqa mendidik kita untuk bersabar dan tidak mudah berputus asa. Kelima, shalat istisqa juga merupakan pembuka pintu rahmat dari Allah SWT. Rahmat berupa air hujan yang kita mohonkan itu bukan hanya untuk keperluan hidup manusia, melainkan juga untuk binatang dan makh luk lainnya.
“Ya Allah, siramlah (turunkan hujan) untuk hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang- Mu, tebarkanlah rahmat-Mu, dan hidupkanlah negeri-Mu yang mati ini (akibat kekeringan).” Inilah doa Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Malik dan Abu Daud.
Sumber: www.republika.co.id