[:ID]Oleh: Biki Zulfikri Rahmat
Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya setiap amalan bergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya maka hijrahnya kepada yang ia tuju, (HR Bukhari dan Muslim).
Allah SWT senang, sayang, dan cinta kepada hamba-Nya yang selalu bertakwa. Karena dengan ketakwaannya, ia akan mampu menyadari keberadaan-Nya (consciousness of god) dalam hidup sehari-hari. Dengan kesadaran akan hadirnya Allah dalam hidup inilah, seorang hamba benar-benar akan menjauhi larangan-Nya dan bersegera menunaikan perintah-Nya.
Mengapa? Karena ia akan begitu mencintai Allah lebih daripada segalanya sehingga setiap titah-Nya akan segera dilaksanakan. Konsistensi kita beribadah kepada Allah, tentunya akan menyebabkan Dia (Allah) jatuh cinta karena kita gemar melakukan amal shaleh. Meski amal yang kita laksanakan itu sedikit, tapi berhasil dikerjakan secara terus-menerus, insyaallah akan membuat Allah begitu mencintai kita yang bertakwa. Lantas, dengan cara apakah kita mampu mencapai derajat takwa sehingga dicintai Allah?
Dia akan merasa senang saat kita selalu menemui-Nya di seperempat malam, dan begitu marah saat kita tidak pernah mengeluh di hadapan- Nya. Bersegeralah mendekati Allah, agar hati dan jiwa kita dilumuri caha ya-Nya, dicerahkan batin, dan diluaskan pintu wawasan. Dengan demikian, kita akan menjadi manusia yang melihat kehidupan yang serbasulit dengan lapang dada.
Allah SWT berbeda dengan pejabat negara, yang harus melewati protokoler lebih dahulu saat hendak bertemu dengannya. Dia (Allah) selalu siap sedia selama 24 jam penuh bersiaga untuk mendengarkan keluh kesah kita, curhatan kita, dan merespons doa-doa kita. Karena itu, dekatilah Allah dengan penuh ketulusan, juga niat yang bersih dan suci.
Sebab, tanpa ketulusan dan kesucian, hati akan mudah dikotori anasir penyakit hati yang degil dan penuh dedakian nafsu syahwat. Akibatnya, saat kita mendekati Allah dengan niat yang kotor, setiap ibadah akan menjadi sia-sia. Mendekati-Nya tidak rumit dan tidak birokratis sehingga tanpa washilah orang lain pun, ibadah yang dilaksanakan akan mendapat pahala dari Ilahi Rabbi.
Di dalam Alquran, Allah SWT berfirman, Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (QS Qaaf [50]: 16). Akhirul kalam, dengan niat yang kotor, degil, sarat nafsu, dan rendah, tentu membuat ibadah yang kita kerjakan menjadi sia-sia; sehingga tiada berarti apa pun terhadap proses mendekati-Nya.
Dengan demikian, untuk mendekati Allah, harus diniatkan secara tulus dan ikhlas karena niat adalah fondasi dasar. Dari niat yang benar, amal ibadah kita akan menjadi sebuah upaya pendekatan pada-Nya yang terasa nikmat, berkah, dan berfaedah. Wallahua’lam.
sumber: republika.co.id
[:en]By: Biki Zulfikri Rahmat
Rasulullah SAW said, Indeed every practice depends on his intentions. Everyone will get what he intends. Whoever migrates for Allah and His Messenger then migrates for Allah and His Messenger. Whoever migrates because he seeks the world or because of the woman he marries, then his migration would to where he wishes (HR Bukhari and Muslim).
Allah SWT is happy, affectionate, and loves His servants who are always in Taqwa. Because with his piety, he will be able to realize his existence (consciousness of God) in everyday life. With the awareness of the presence of Allah in this life, a servant will really stay away from his prohibitions and immediately fulfill His commands.
Why? Because he will love Allah more than anything that every commandment will be carried out immediately. Our consistency in worshiping Allah will surely cause Allah to fall in love with us as we love doing good deeds. Although the deeds that we carry out are few, but successfully doing it consistently, Insha Allah, will make Allah love us, those who are pious. Then, in what way are we able to reach the level of piety to be loved by Allah SWT?
He will feel happy when we always meet Him in a quarter of the night, and when angry, we never complain before Him. Be in a hurry to approach Allah, so that our hearts and souls are smeared with His light, enlightened our mind, and expand the door of insight. Thus, we will be human beings who sees and accepts a difficult life with grace.
Allah SWT is different from state officials, who must pass through protocols when one needs to meet. He (Allah) is always ready 24 hours full on standby to listen to our complaints, to be confided in, and respond to our prayers. Therefore, approach God with sincerity, as well as cleanse and purify your intentions.
Because without sincerity and purity, the heart will be easily polluted by a stubborn and dedication of lust. As a result, when we approach Allah with dirty intentions, every worship will be in vain. Approaching Him is uncomplicated and has no priorities even without having another person convey your deeds, you will get merit from the Divine.
In the Qur’an, Allah says, And indeed We have created man and know what his heart whispers, and We are closer to him than his jugular vein, (QS Qaaf [50]: 16). In conclusion, with dirty, stubborn, lustful, and low intentions, certainly, their worship would be in vain. The process of approaching Allah would go to waste.
Therefore, to approach Allah, one must have a sincere intention. Because the intention is the most basic foundation. With the right intention, our deeds will become an effort to approach Him which would feel joyful, blissful, and beneficial. Wallahua’lam.
Source: republika.co.id[:]