[:ID]MUSIM HUJAN TIBA, RUMAH ZAKAT AJAK WARGA TANAM SAYURAN[:en]RAIN SEASON COMES, RUMAH ZAKAT INVITES PEOPLE TO PLANT VEGETABLE[:]

oleh | Okt 5, 2017 | News

[:ID]SALATIGA. Rumah Zakat mengajak warga masyarakat di RW 09 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga untuk menggalakkan budaya menanam di pekarangan rumah. Hal ini menyikapi mulai turunnya hujan di hari-hari terakhir ini. Pada hari Rabu (04/10), fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat membagikan ratusan bibit tanaman sayur gratis kepada warga untuk ditanam. Jenis tanaman tersebut merupakan tanaman sayuran seperti cabai, terong, tomat, seledri, brokoli, dan onclang.

Sebelum dibagikan bibit tanaman, terlebih dahulu beberapa warga diberikan edukasi tentang mewujudkan Kawasan Rumah Pangan Lestari atau KRPL dengan tajuk “Bincang-bincang Mewujudkan KRPL yang Sukses”. Sebagai narasumber dari acara tersebut seorang pakar pertanian yang juga perintis KRPL di Kota Salatiga. Beliau adalah Awaludin Isnaini lulusan sarjana pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Bahkan di bawah asuhan beliau, pada tahun 2012 lingkungan tempat tinggalnya pernah menjadi model KRPL se-Kota salatiga.

Ia mengatakan bahwa untuk menciptakan KRPL yang sukses diperlukan dua syarat, yaitu harus didasari karena rasa cinta untuk menanam dan menjadikan hal itu sebagai kebutuhan. Karena kalau tidak didasari dengan dua hal tersebut maka usaha yang kita lakukan tidak akan berjalan permanen. Pasti dalam waktu cepat atau lambat akan mengalami hambatan dan akhirnya putus asa. Oleh karenanya untuk mewujudkan KRPL yang sukses diperlukan keuletan dan perawatan yang berkelanjutan.

“Agar usaha dalam mewujudkan KRPL bisa sukses, kita harus memulainya dengan dua syarat yaitu didasari rasa cinta dan kebutuhan. Sehingga upaya yang kita lakukan akan berlangsung lama dan berkelanjutan. Setelah panen lalu tanaman mati, kalau kita cinta dan butuh maka akan ditanami bibit yang baru lagi. Begitu seterusnya,” kata Awaludin Isnaini.

Ia menambahkan untuk memulai dalam pelestarian lingkungan di lahan yang sempit bisa dilakukan dengan cara menanam tanaman yang mudah tumbuh, tahan terhadap hama, dan bertahan lama. Diantaranya seperti tanaman strawberry, gingseng jawa, dan pegagan.
Para peserta sangat antusias mengikuti kelas pertanian tersebut. Terbukti hampir seluruh peserta bertanya atau curhat tentang kendala-kendala mereka dalam menanam baik tanaman mati atau tanaman tidak tumbuh secara normal. Pemateripun menjawab dengan jelas dan mudah diterima. Awaludin Isnaini memang sudah berpengalaman dalam bidang pertanian terbukti ia berhasil membina beberapa kelompok tani di Kota Salatiga menjadi sukses.

Dwi Pujiyanto, fasilitator Desa Berdaya Kelurahan Dukuh, kota Salatiga mengatakan bahwa kegiatan kelas pertanian untuk lahan sempit dan pembagian bibit ini merupakan program “Senyum Lestari” dari Rumah Zakat. Masyarakat didorong untuk menggalakkan budaya menanam di lingkungan rumah. Hal itu bertujuan untuk menciptakan kelestarian lingkungan yang hijau dan asri. Selain itu juga bisa menyediakan akan kebutuhan sayur-sayuran yang sehat untuk dimasak setiap hari bahkan diharapkan ke depan bisa menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha menanam tersebut.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lestari dan hijau. Selain itu juga untuk mensuplai sayuran yang bersih dan sehat hasil tanam sendiri untuk dikonsumsi sehari-hari. Bahkan ke depan bisa diharapkan bisa sebagai sumber pendapatan tambahan penghasilan warga,” kata Dwi Pujiyanto.

Sri Watiningsih atau yang akrab disapa Eyang Ti oleh warga mengaku sangat senang dan berterima kasih diberikan kesempatan untuk mengikuti kelas edukasi pertanian yang diadakan Rumah Zakat. Ia pun langsung tertarik dan berkeinginan untuk langsung berkunjung ke rumah narasumber untuk belajar lebih banyak dan memesan bibit tanaman.

“Senang sekali bisa ikut acara ini, menambah wawasan saya dalam bidang tanam-menanam. Bapak rumahnya mana? saya kapan-kapan tak berkunjung, mau belajar lebih banyak tentang KRPL dan melihat langsung lingkungan asri di daerah Anda,” kata Sri Watiningsih.

 

Newsroom/Dani Suhardi
Salatiga[:en]SALATIGA. Rumah Zakat invites residents in RW 09 Village Dukuh, Sidomukti District, Salatiga City to encourage the culture of planting in the yard of the house. This is the start of the rain in the last days. On Wednesday (04/10), the village facilitator of Rumah Zakat empowered village distributed hundreds of seeds of free vegetable crops to the residents for planting. Types of plants are vegetable crops such as chili, eggplant, tomato, celery, broccoli, and onclang.

Before distributed the seeds of plants, first some of the residents are given education about realizing the Sustainable Food House or KRPL with the headline “Talkshow about Realizing Successful KRPL ” by inviting an agricultural expert who was also a pioneer of KRPL in Salatiga City. He is Awaludin Isnaini graduate of agriculture graduate of Sebelas Maret University (UNS) Surakarta. Even under his upbringing, in 2012 his neighborhood was once a model of KRPL in Kota Salatiga.

He said that to create a successful KRPL required two conditions, which must be based on love to plant and make it as a necessity, because if not based on these two things then the business we do will not run permanently. Surely in time sooner or later will experience obstacles and eventually despair. Therefore, to realize a successful KRPL requires persistence and continuous care.

“In order for businesses to realize KRPL can be successful, we must start with two conditions that is based on the love and needs, so that our efforts will be long and sustainable. After the harvest and the plants die, if we love and need it will be planted with new seeds again. And so on, “said Awaludin Isnaini.

He added that to start in environmental conservation on a narrow land can be done by planting plants that are easy to grow, resistant to pests, and last long. Among them like strawberry plants, gingseng Java, and gotu kola.

The participants were very enthusiastic to follow the farming class. It is evident that almost all participants ask or confide about their constraints in planting either dead plants or plants not growing normally. Pemateripun answered clearly and easily accepted. Awaludin Isnaini is already experienced in agriculture proved he managed to foster some farmer groups in the city of Salatiga to be successful.

Dwi Pujiyanto, the facilitator of Rumah Zakat, Salatiga city said that the agricultural class activities for the narrow land and the distribution of seeds is a program “Senyum Lestari” from Rumah Zakat. People are encouraged to promote the culture of planting in the home environment. It aims to create a sustainable environment green and beautiful. It also can provide the needs of healthy vegetables to be cooked every day and even expected to generate additional income from the planting business.

“This activity aims to create a sustainable and green environment. In addition, to supply vegetables that are clean and healthy for their own crops to be consumed daily. Even the future can be expected as a source of additional income of citizens, “said Dwi Pujiyanto.

Sri Watiningsih or who is familiarly called Eyang Ti by the residents admitted very happy and grateful given the opportunity to follow the agricultural education class held Rumah Zakat. She was immediately interested and willing to directly visit the source house to learn more and order the seeds of plants.

“It’s great to be able to join this event, adding my insights in the field of planting. Which father’s house? I do not visit anytime, want to learn more about KRPL and see the beautiful environment in your area, “said Sri Watiningsih.

 

Newsroom / Dani Suhardi
Salatiga[:]