BANJARMASIN. (21/02). Sebanyak 23 orang ibu-ibu heboh dengan kehadiran “Mr. Takakura” di tengah-tengah mereka. Namun yang hadir bukanlah seseorang yang akan bersama mereka, melainkan sebuah keranjang yang berfungsi untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos yang kaya manfaat. Keranjang tersebut merupakan hasil penemuan warga Jepang yang bernama Takakura.
Dalam kesempatan tersebut, para ibu binaan RZ ini mengikuti pelatihan mengelola sampah rumah tangga dengan menggunakan keranjang Takakura. Kegiatan dilaksanakan di rumah salah seorang warga di Alalak Selatan, kompleks Dasa Maya.
Dengan perlengkapan sederhana, seperti keranjang plastik, bantalan sekam, kardus bekas, kain bekas dan kompos jadi, sampah-sampah organik rumah tangga bisa diatasi. “Dengan metode Takakura, sampah organik rumah tangga bisa diolah menjadi kompos sehingga bisa dimanfaatkan. Melalui pelatihan ini, diharapkan warga mau menerapkan di rumah masing-masing sehingga masalah sampah di Banjarmasin bisa dikurangi,” ucap Asmaryadi selaku ICD Fasilitator.
Asmaryadi menambahkan, bahwa dirinya dan ibu-ibu binaan sangat beruntung bisa mendapat pelatihan yang diberikan langsung oleh petugas penyuluh pertanian Dinas Pertanian Kota Banjarmasin, yakni Syamsuri, S.Pt.***
Newsroom/Diki Taufik
Banjarmasin
BANJARMASIN. Saturday (21/2), 23 housewives in Alalak Selatan Village were shocked by the attendance “Mr. Takakura”. Takakura is a basket found by Japanese named Takakura and it functions to process household waste into compost.
In this opportunity, they learned how to process and manage waste as an effort of environmental preservation. With simple equipments such as plastic basket, husks, cardboard, rags and compost, they could manage household waste easily.
“By Takakura method, organic household waste can be processed into useful thing thus it could reduce the volume of waste in an area,” Asmaryadi, ICD Facilitator, said. ***
Newsroom/Diki Taufik
Banjarmasin