[:ID]MERAUP RUPIAH DARI BUDIDAYA LELE DI PEKARANGAN RUMAH[:en]INCREASING INCOME WITH CATFISH CULTIVATION [:]

oleh | Jul 19, 2018 | News

[:ID]BLORA -‎ Menambah penghasilan dengan mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk biaya hidup dimasa depan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan usaha budidaya ikan Lele. Di Desa Sempu Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora terdapat beberapa orang membudidayakan ikan lele. Meski pangsa pasarnya cukup bagus, namun pelaku usahanya masih belasan orang.

Budidaya lele itu mulai menggeliat sejak 7 bulan terakhir. Sejauh ini, memang belum banyak warga setempat yang membudidayakannya. Hanya tercatat ada belasan warga saja.

Warga setempat, Supriyanto (39) salah satu penerima manfaat bantuan buddidaya ikan lele dari Rumah Zakat mengungkapkan sejauh ini budidaya lele paling banyak ditemui di Dusun Sempu.

“Potensinya lumayan bagus. Kuncinya ada pada perawatan intensif, sirkulasi air dan pemberian pakan yang cukup,” ungkap pria parubaya itu.

Khusus budi daya lele di tempatnya, ia katakan dari bibit yang ukurannya kecil, bibit lele ukuran kecil itu lalu dirawat 2-3 bulan. Setelah itu, langsung di panen untuk lele konsumsi.

Lokasi budi dayanya sendiri, memanfaatkan areal yang ada. Umumnya pekarangan rumah dengan kolam buatan. Satu tempat budi daya, minimal ada dua kolam buatan. Bahkan, bisa lebih.

“Alhamdulillah Saat panen, laku keras di pasaran. Lele-lele itu dijual ke para pengepul yang ada di sekitar blora. Hasilnya untuk operasional kembali, sekaligus ditabung dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” terang Supriyanto.

Selama itu, sekitar 3000 bibit lele yang dibudidayakan di sana bisa panen pasca umur 3 bulan. Ketika panen, 1 kilogram ikan Lele berisi 12-13 ekor ‎laku Rp24.000 tiap panen.

Tak tanggung-tanggung, dengan modal sedikit omzet yang diperoleh dari usaha tersebut bisa mencapai jutaan rupiah sekali tebas panen dan jual.

Newsroom
Yanta / Lailatul Istikhomah[:en]BLORA – Increasing income by collecting rupiah for future living expenses can be done in various ways. One of them with catfish farming business, In Sempu Village Kunduran District Blora Regency there are some people cultivate catfish. Although the market share is quite good, but the business is carried out by few people.

Catfish cultivation began to develop since last 7 months. So far, not many local people have cultivated it. There were only a dozen citizens.

Locals, Supriyanto (39) one of the beneficiaries of the help of catfish farming from Rumah Zakat revealed so far the most common catfish cultivation in Sempu Hamlet.

“The potential is pretty good. The key is in intensive care, water circulation and adequate feeding, ” he said.

Special catfish cultivation in place, he said from small size seeds, small catfish seedlings were treated 2-3 months. After that, the catfish harvested for consumption.

Location of the cultivation is by utilizing the existing area, generally home yard with artificial pond. One cultivation place, there are at least two artificial ponds. In fact, it could be more.

“Alhamdulillah, the first harvest sold out in the market. The catfish are sold to the collectors around Blora. The result is for operation cost, as well as saving and fulfilling daily needs, ” Supriyanto explained.

During that time, about 3000 catfish seedlings cultivated and can be harvested after 3 months of age. When harvest, 1 kilogram of catfish contains 12-13 catfish sold Rp24.000 per harvest.

Unmitigated, with a little capital turnover earned from the business can reach millions of dollars once harvested.

Newsroom

Yanta / Lailatul Istikhomah[:]