SOLO. Sejak hadirnya fried chicken yang dibawa KFC (Kentucky Fried Chicken) ke Indonesia, banyak orang tertarik untuk menikmati gurihnya fried chicken dan ada juga yang menggeluti usaha ini. Pengusaha-pengusaha lokal pun bersaing membuat brand baru. Banyak muncul brand lokal baru dengan produk utama fried chicken. Meski persaingannya ketat tapi peminatnya tetap ada.
Tak mau kalah dengan yang lain, warga binaan ada yang coba bergelut dengan ayam tepung ini. Belum sampai tahap resto tapi masih dalam tahap gerobak. Ia adalah Putri Saras (23) yang memiliki suami bernama Tri Adhi (25). Singkat cerita awal mula usaha ayam fried chicken ini adalah niatan sang suami yang mau berwirausaha sendiri sehingga memutuskan untuk resign dari pabrik. Berbekal resep rahasia orangtua sang istri, akhirnya dimulailah lembaran baru usaha Raffi Super Crispy di akhir tahun 2012 kemarin.Raffi sendiri merupakan nama anak laki-laki beliau.
Berlokasi di ruas jalan ‘wetan rel’ selatan Palang Joglo, usaha ini cukup ramai dari awal mulai buka karena berada di dekat pemukiman padat dan juga belum ada saingan di jalan tersebut. Pada bulan Februari dengan mulainya pendampingan oleh Micro Business Officer Rumah Zakat, usaha Super Crispy pun mulai berbenah dengan penggantian gerobak yang lebih mbranding, semenisasi, spandukisasi sampai penambahan menu baru berupa tahu krispi dan es buah. Brand baru Raffi Crispy pun akhirnya menggantikan Super Crispy.
“Rata-rata sekarang menghabiskan 7 ekor ayam ukuran besar dengan jam buka mulai dari pagi sampai sore, sekitar 112 potong. Kalau krispi dan es buah masih fluktuatif karena baru. Keuntungannya rata-rata Rp70 ribu per hari. “Bersyukur sekali ada bantuan dari Rumah Zakat dan ada pendampingan selama ini. Rencana kedepan semoga bisa membuka semacam warung di sini sehingga jualan bisa tambah nasi dan menerima pesanan,” kata Putri beberapa waktu lalu.***
Newsroom/Muchammad Afifudin Z
Solo