[:ID]LOMBOK. Selasa, (14/08) Tim Psikososial Rumah Zakat berkunjung ke Dusun Senggigi di Lombok Barat. Tim harus melewati jalan kecil untuk sampai ke lokasi. Sesampainya di lokasi, warga menyambut gembira dengan disediakannya terpal untuk menggelar kegiatan.
Anak-anak berdatangan untuk mengikuti kegiatan psikososial, tim mengundang anak-anak sekitar dengan memutarkan lagu anak agar mereka tertarik. Saat anak-anak sudah berkumpul, tim yang dikomandoi oleh Om Hari membuka acara,dilanjutkan dengan bernyanyi bersama dan jika sudah siap maka kegiatan utama dimulai.
Om hari ditemani kak inar dan bu elya mengajak anak-anak menggambar dengan menggunakan kertas origami sesuai dengan pilihannya masing-masing. Semua memilih warna cerah sebagai pilihan yang ingin digambarnya, satu-satu mulai menggambar dari bintang, bunga, rumah, pantai dan gunung.
Selepas menggambar, anak diajak untuk foto bersama. Lalu kegiatan lanjutan adalah membuat pesawat dengan menggunakan kertas origami miliknya dan diterbangkan bersama. Anak-anak tersenyum dan tertawa riang.
selepas Sholat Dzuhur, Kegiatan dilanjutkan dengan membuat bendera merah putih menyambut hari kemerdekaan, kegiatan dipandu oleh Mentari. Mentari adalah boneka tangan, mentari mengarahkan anak-anak bagaimana cara membuat bendera lalu anak-anak dibagikan kertas, sedotan dan lem untuk membuatnya. Anak-anak membuat mandiri tanpa bantuan, mereka bahagia dan Om Hari mengajak anak untuk bernyanyi lagu Hari Merdeka. Kegiatan selesai, setiap anak diberikan susu kotak dan kue.
“Lombok memang menyisakan duka, tapi dari senyum dan bahagianya anak-anak, lombok akan kembali ceria,” ujar Om Hari.
Newsroom
Meli Latifah/ Lailatul Istikhomah[:en]LOMBOK. Tuesday (08/14) Rumah Zakat Psychosocial Team visited Senggigi Hamlet in West Lombok. The team must pass a small road to get to the location. Arriving at the location, residents welcomed the team enthusiastically.
Children arrive to take part in psychosocial activities, the team invites children around to play children’s songs so they are interested. When the children have gathered, the team commanded by Om Hari opens the program, followed by singing together and if it is ready then the main activity begins.
Om day accompanied by kak inar and bu elya invited the children to draw using origami paper according to their choice. All choose bright colors as the choice they want to draw, one by one starts drawing from stars, flowers, houses, beaches and mountains.
After drawing, the child is invited to take a picture together. Then the follow-up activity is to make a plane using his origami paper and fly it together. Children smile and laugh cheerfully.
After the Dzuhur Prayer, the activity continued with making the red and white flag to welcome Independence Day, the activity was guided by Mentari. Mentari is a hand puppet, the sun directs the children how to make a flag and the children are handed out paper, straws and glue to make it. Children make independent without help, they are happy and Om Hari invites children to sing Hari Merdeka. The activity is complete, each child is given milk boxes and cakes.
“Lombok leaves grief, but from the smile and happiness of the children, Lombok will be cheerful again,” said Om Hari.
Newsroom
Meli Latifah / Lailatul Istikhomah[:]