[:ID]Di surat an-Nur, Allah memberikan pedoman dalam menggunakan mata. Allah berfirman, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (An-Nur [24]: 30). At-Thobari berkata, Ayat ini memerintahkan kita menahan pandangan dari hal-hal yang kita sukai, tapi diharamkan oleh Allah.”
Jika kita bisa berada di atas pedoman ini, hati kita akan senantiasa steril dari noda dan dosa. Sebaliknya, jika aturan ini tak diindahkan, kejelekan demi kejelekan akan menimpa kita. Titik hitam akan melekat pada hati kita yang tentu saja akan menghambat masuknya hidayah.
Mata adalah akses yang paling sering dilalui iblis dalam menggoda manusia. Iblis menawarkan kenikmatan sesaat kepada manusia melalui mata. Caranya, dengan memoles yang haram sehingga tampak seperti halal. Para ulama salaf berkata, Pandangan (kepada yang haram) merupakan panah beracun andalan iblis.”
Kelihaian iblis inilah yang membuat para sahabat sangat waspada. Karena itu, mereka sangat hati-hati dan selalu berusaha menjaga pandangannya. Mereka sangat takut jika pandangannya tertuju pada sesuatu yang diharamkan oleh Allah. Meski ketika itu, para wanita umumnya sangat menjaga auratnya. Jarir bin Abdillah pernah berkata kepada Rasulullah, Saya bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tidak disengaja. Ia lalu memerintahkanku agar segera memalingkan pandangan.” (HR Muslim).
Perintah Rasulullah itu tentu dengan tujuan yang mulia, yaitu agar setiap hamba bisa memanfaatkan anugerah yang sangat mahal itu pada ketaatan. Dan, yang lebih penting dari itu adalah supaya mata ini tidak menjerumuskannya pada dosa dan kemaksiatan.
Hubungan mata dan hati sangat erat. Para spesialis hati berkata, Antara hati dan mata terdapat jalan jika mata telah rusak, kerusakan itu akan merembet ke hati. Bahkan, jika tak segera diterapi, akan menjadi seperti tempat sampah yang menjadi tempat setiap kotoran yang dihasilkan oleh mata.”
Jika kondisi seperti ini menimpa hati kita, jelas akan membawa dampak yang sangat buruk. Hati yang seperti itu tak mungkin mengantarkan si empunya pada ma’rifatullah dan meraih cinta-Nya. Sebaliknya, yang akan betah mendiami hati seperti ini adalah dosa dan maksiat.
Dampak negatif lain yang akan diperoleh adalah hati akan tersibukkan hingga pada akhirnya akan menjadikannya lupa dengan maslahatnya. Yang lebih parah dari itu adalah terhalangnya hati dari hidayah Allah.
sumber: republika.co.id[:en]
In surah an-Nur, Allah provides guidelines for using the eyes. Allah says, Say to the men who believe: ‘Let them hold their gaze and preserve their aurat; this is more holy for them. Verily, Allah is All-Knowing what they do’.” (An-Nur [24]: 30). At-Thobari said, This verse instructs us to hold our view of things that we like, but are forbidden by Allah.”
If we can be above this guideline, our hearts will always be sterile from stains and sins. Conversely, if this rule is not heeded, evil after evil will happen to us. Black dots will cling to our hearts which of course will inhibit the entry of guidance.
Eyes are the most frequently accessed by the devil in tempting humans. Satan offers a moment’s pleasure to humans through the eyes. And it is by polishing the unclean so that it looks as if it is halal. The salaf scholars say, “The view (to the unlawful) is the devil’s poisonous arrow.”
The devil’s shrewdness is what makes the Companions very alert. Therefore, they are very careful and always try to maintain their gazes. They are very afraid if their eyes are fixed on something that is forbidden by Allah. Even though at that time, the women were generally very careful of their aurat. Jarir bin Abdillah once said to the Prophet, I asked the Prophet about unintentional gazes. He then ordered me to look away immediately.” (HR Muslim).
The Prophet certainly is with a noble aim, namely that every servant could take advantage of that very expensive gift of obedience. More important than that is that this eye does not plunge into sin and immorality.
Eye and heart relationships are very close. Heart specialists say, between the heart and the eye there is a way if the eye has been damaged, the damage will spread to the heart. In fact, if it is not immediately treated, it will become like a rubbish bin that becomes the place of every dirt produced by the eye.”
If this condition affects our hearts, it will obviously bring a very bad impact. Such heart, cannot deliver ma’rifatullah and achieve love. On the contrary, those who feel comfortable in such a heart is sinning and doing immorality.
Another negative impact that will be obtained is that the heart will be busy until it will eventually make it forget the benefits. What’s worse than that is the blocking of the heart from the guidance of Allah.
Source: republika.co.id[:]