Rasulullah SAW pernah bersabda, \”Kondisi sehat dan waktu luang adalah dua nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia, namun sering mereka lupakan\”.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Reader’s Digest menyatakan kalau Finlandia juga adalah negara tersehat di dunia (www.vivanews.com). Penelitian itu menyimpulkan, 83 persen orang asal Finlandia bergaya hidup sehat dan memiliki program penurunan berat badan, seperti berdiet dan berolahraga, serta tidak merokok. Hasilnya, selama 30 tahun, tingkat kematian akibat penyakit jantung menurun hingga 80 persen. Intinya, program ini memperpanjang usia penduduk Finlandia hingga 10 tahun.
Berdiet, olahraga, dan tidak merokok merupakan pola hidup sehat yang termasuk ke dalam 10 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Saat ini pemerintah di negara Indonesia tengah gencar mempromosikan PHBS untuk diterapkan dalam kehidupan Rumah Tangga. Adapun 10 aktivitas yang termasuk ke dalam PHBS antara lain persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi ASI ekslusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
Mengingat begitu pentingnya PHBS, Rumah Zakat menginisiasi beberapa program kesehatan dalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Sehat yang berawal dari kehidupan Rumah Tangga. Beberapa diantaranya adalah menyediakan RBG (Rumah Bersalin Gratiis), LBG (Layanan Bersalin Gratis), Siaga Sehat dan Siaga Gizi Balita. Keempat pelayanan tersebut termasuk ke dalam program Senyum Sehat yang merupakan bagian dari gerakan Merangkai Senyum Indonesia.#
Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Meski saat ini teknologi di bidang kesehatan dan farmasi sudah sedemikian canggih, namun bukan berarti masyarakat di negara ini meninggalkan metode pengobatan tradisional hingga bersifat mistis yang dilakoni oleh tenaga non medis. Penggunaan jasa tenaga non medis tak hanya terjadi dalam dunia pengobatan saja, tapi juga pada proses persalinan. Hingga saat ini masih banyak ibu hamil yang menggunakan tenaga dukun beranak. Hal tersebut mengundang kontroversi karena persalinan dengan tenaga non medis memiliki resiko yang cenderung membahayakan bagi ibu dan anak.
Jika resiko dari persalinan dengan tenaga non medis dapat membahayakan ibu dan anak, lalu mengapa masih banyak ibu hamil yang menggunakan jasa dari dukun beranak? Jawaban yang paling sederhana adalah tidak tersedianya fasilitas tenaga medis di lingkungan tempat tinggal mereka, serta ketidakmampuan masyarakat untuk membayar biaya persalinan.
Bila hal itu terus dibiarkan maka program pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan bayinya akan terhambat. “Karena itu pada tahun 2006, Rumah Zakat mengembangkan sebuah program yang memiliki tujuan untuk membantu proses persalinan ibu hamil, bernama RBG (Rumah Bersalin Gratiis). Kala itu RBG untuk pertama kalinya didirikan di Kota Bandung dengan visi menjadi progam yang mendukung Millennium Development Goals (MDG’s) yakni menurunkan AKI dan bayinya,” ujar Chief Program Officer Asep Mulyadi.
Kini Rumah Zakat telah membangun 7 RBG yang tersebar di Kota Bandung, Jakarta, Pekanbaru, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. RBG tak hanya memberikan layanan pemeriksaan kandungan dan persalinan normal, tapi juga layanan kesehatan ibu, anak, dan pasien umum. Selain itu RBG juga menjadi sentra layanan pengantaran pasien dan jenazah secara gratis dengan menggunakan mobil jenazah dan ambulance gratis. Hingga April 2010, RBG telah melayani 4.232 persalinan, 65.401 ibu dan anak, serta 113.959 pasien umum.
Layanan Bersalin Gratis
Jika RBG yang dibangun baru berjumlah 7, lalu bagaimana dengan nasib ibu hamil di kota lainnya? “Selain RBG, Rumah Zakat pun meluncurkan program LBG (Layanan Bersalin Gratis) yang bekerjasama dengan bidan mitra di daerah setempat. Dengan hadirnya LBG, ibu hamil yang berada di pelosok pun bisa memperoleh fasilitas persalinan gratis dengan menggunakan tenaga medis,” ungkap Asep.
Sampai saat ini Rumah Zakat memiliki 17 LBG yang tersebar di Indonesia. Para bidan LBG memiliki tugas memberikan pelayanan berupa pemeriksaan kehamilan, membantu proses persalinan, hingga pengontrolan pasca melahirkan. “Dengan adanya LBG, kami berharap ibu hamil di Indonesia dapat menggunakan fasilitas tenaga kesehatan dalam proses persalinan,” tutur Asep.
Siaga Sehat dan Siaga Gizi Balita
Sebagai implementasi dari kampanye PHBS, Rumah Zakat secara rutin menyelenggarakan Siaga Sehat dan Siaga Gizi Balita setiap minggu di daerah yang berbeda-beda. Bakti Sosial Siaga Sehat adalah program layanan kesehatan yang dijalankan oleh Rumah Zakat Indonesia untuk memberikan bantuan tingkat pertama kepada warga kurang mampu baik dari aspek promotif, preventif, maupun kuratif. Sehingga bentuk dari Siaga Sehat tak hanya bersifat mengobati tapi juga dengan memberikan penyuluhan agar masyarakat tahu bagaimana cara menjaga kesehatan
Pelaksanaan Siaga Sehat diselenggarakan di wilayah Integrated Community Development (ICD) Rumah Zakat Indonesia dan daerah-daerah bencana yang tersebar di Indonesia. Adapun tim dari Siaga Sehat yang selalu ikut serta dalam membantu masyarakat terdiri dari dokter, perawat, apoteker, relawan, dan driver. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam Siaga Sehat seperti pemeriksaan kesehatan, pengobatan gratis, dan penyuluhan kesehatan agar masyarakat mampu menerapkan PHBS di lingkungan Rumah Tangga.
Sementara Siaga Gizi Balita adalah upaya dari Rumah Zakat untuk menurunkan angka bayi yang menderita gizi kurang dan gizi buruk di seluruh nusantara. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain penimbangan bayi dan balita, pemberian makanan tambahan, hingga penyuluhan mengenai pentingnya pemberian ASI dan makanan bergizi seperti sayur dan buah bagi tumbuh kembang anak.
Car Unit
Untuk membantu masyarakat terutama yang berada di daerah pedalaman, tim Siaga Sehat Rumah Zakat Indonesia memerlukan sebuah fasilitas yang menampun SDM serta berbagai perlengkapan. Oleh sebab itulah disediakan Car Unit yang terdiri dari ARINA (Ambulans Ringankan Duka) dan mobil jenazah, serta AMARA (Armada Sehat Keluarga).
Saat ini Rumah Zakat Indonesia mempunyai 31 mobil jenazah dan ambulance, serta 14 mobil klinik yang tersebar di 25 kota di Indonesia. Hal tersebut membuat Rumah Zakat Indonesia semakin berdaya dalam menjangkau masyarakat yang membutuhkan pertolongan hingga ke segala penjuru nusantara dari Aceh hingga Papua melalui berbagai program seperti Siaga Sehat, dan Siaga Gizi Balita.