Rumah Zakat Indonesia (RZI) lebih berdaya. Dalam hal apa? Ada dua dimensi: Internal, lebih berdaya juang. Eksternal, lebih berdaya dalam memerangi berbagai masalah sosial.
Lebih berdaya memang perlu. Karena sebuah team yang loyo, tidak mungkin memiliki kinerja prima.
Menyaksikan dan terlibat dalam pertemuan-pertemuan RZI, menyimak peserta menyanyikan mars, meneriakkan slogan, tampak di sana ada dinamika. Inilah semangat yang memertontonkan daya juang team. Semangat akan bertahan lama manakala dilandasi dengan kesadaran spiritual. Apalagi buat RZI yang memang memilih lahan perjuangan sebagai lembaga amil zakat. Semangat juga tidak akan sekedar bonek, apabila disertai dengan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan. Hal-hal ini akan memungkinkan team bekerja cerdas, tidak sekadar bekerja keras. Dengan kata lain, semata-mata semangat belumlah memadai.
Bagaimana dengan kemampuan RZI dalam memecahkan masalah-masalah sosial? Demikian banyak masalah sosial masih saja lekat pada bangsa ini. Dengan sangat mudah wujud masalah sosial bisa kita dapati di sekeliling kita yang dekat: kemiskinan, kebodohan, ketidakberdayaan, tersingkirkan, penyakit, kematian. Kalau begitu, dengan mata meram-pun kita dapat menemukan masalah itu. Pertanyaannya: apakah keterlibatan kita punya peran memadai dalam memerangi masalah sosial? Adakah lahan yang secara jangka panjang lebih punya nilai strategis ketika berhasil diperangi? Ketidakcermatan memilih, bisa menjebak kita masuk dalam perangkap pragmasis.
Apakah itu tidak bernilai? Pasti ada nilainya. Berbuat sekecil apapun jauh lebih baik ketimbang duduk diam berpangku tangan. Namun, seandainya kita mampu memetakan masalah sosial yang demikian rumit, kemudian memilih selaras dengan kemampuan kita, memerangi satu atau beberapa masalah yang lebih punya nilai strategis… Maka, perlu ada keseimbangan antara yang bersifat pragmasis dan strategis. Perlu ada keseimbangan antara langkah yang tidak popular dengan langkah yang punya nilai promotif. Melakukan sesuatu yang strategis akan berdampak jauh lebih luas.
Seiring dengan makin panjangnya rentang waktu yang telah dilakoni, RZI pasti sudah memiliki rekaman panjang berbagai pengalaman yang diperoleh. Pengalaman-pengalaman itu bisa menjadi penguatan dalam melanjutkan karya-karya RZI, sepanjang dicari hikmahnya, dan dipadukan dengan kemampuan visioner: Menerawang masa depan Indonesia yang jauh lebih sejahtera, lahir dan batin, buat semua warganya.***
AM Adhy Trisnanto. Praktisi komunikasi pemasaran, brand consultant, berkantor di Jakarta. Ketua Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Tengah.