Allah Azza wa Jalla mengutus
Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat bagi semesta. Artinya, kehadiran Rasulullah
saw. tak hanya bagi keluarga atau suku beliau saja. Namun, rahmat Rasulullah
saw. adalah untuk seluruh makhluk-Nya.
Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Anbiya ayat 107, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad),
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Sahabat, salah satu makhluk Allah Swt. adalah binatang.
Dulu, saat masa jahiliyah atau sebelum masa sebelum Islam datang, banyak
takhayul, paganisme, hingga praktik-praktik kesyirikan yang terjadi di masa
itu.
Baca Juga: 5 Adab Muslim Terhadap Binatang
Masyarakat yang belum memahami Islam sering kali menyiksa
binatang sebagai bentuk ritual mereka. Mereka tak segan memotong punuk unta atau
ekor domba yang masih hidup. Kemudian Islam datang untuk menghentikan
praktik-praktik penyiksaan tersebut. Islam datang untuk melindungi binatang.
Bahkan, membuat aturan yang tegas dalam menyembelih hewan.
Lalu, bagaimanakah
cara Rasulullah saw. memperlakukan binatang?
Berikut hal-hal yang dilakukan Rasulullah saw. kepada
binatang. Perilaku Rasul saw. tersebut bisa menjadi teladan bagi kita
sehari-hari.
1. Rasul
saw. Mencintai Kuda dan Merawat Kuda dengan Baik
Sahabat, salah satu hewan yang disukai Rasulullah saw.
adalah kuda. Rasul saw. bahkan memperlakukan hewan ini dengan baik. Salah
satunya adalah dengan cara mengusap muka kuda dengan pakaian beliau.
Baca Juga: Bersedekah pada Binatang
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab
Al-Muwatha’, dikatakan bahwa Anas bin Malik r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah
saw. menggunakana pakaian beliau untuk mengusap muka seekor kuda. Lalu Rasul
saw. bersabda, “Semalam aku ditegur
karena tidak merawat kuda dengan baik.”
Cara Rasulullah saw. dengan mengusap muka kuda dengan
pakaian adalah salah satu bentuk memuliakan, kepedulian, dan bentuk kasih
sayang kepada hewan tunggangan (kuda). Meski hanya hewan, kuda telah membantu
banyak hal dalam kehidupan Rasulullah saw. Banyak amal ibadah yang dilaksanakan
Rasulullah saw. karena bantuan kuda.
2. Rasul saw. Menyayangi Kucing
Selain kuda, Rasul saw. pun menyayangi kucing. Rasul saw.
pun memberi makan dan minum kucing. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh
At-Thabrani dikatakan bahwa Aisya r.a. meriwayatkan bahwa “Rasulullah saw. biasa menaruh semangkuk air untuk minum kucing, lalu
berwudu dari air yang sudah diminum kucing tersebut.”
Kucing adalah hewan yang sering berkeliaran di sekitar kita.
Kucing tidak najis dan Rasul saw. pun tidak menyingkirkan hewan tersebut.
Begitulah yang disampaikan dalam hadis riwayat Abu Dawud.
Baca Juga: Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban
3. Rasul saw. Melarang Mempekerjakan Binatang
Secara Berlebihan
Mu’adz bin Anas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah
berjumpa dengan beberapa orang yang sedang duduk di atas tunggangan mereka,
lalu Rasul saw. bersabda, “Tunggangilah
mereka (hewan-hewan tunggangan) dengan belas kasih (jangan membebani mereka
dengan beban berlebihan) dan turunlah ketika kalian sudah tidak perlu
menunggangi mereka. Jangan jadikan mereka kursi untuk kalian mengobrol ketika
berada di jalanan atau di pasar. Boleh jadi seekor hewan tunggangan lebih baik
(dalam timbangan Allah Swt.) daripada orang yang menungganginya karena ia
mengingat Allah Swt. lebih sering daripada orang yang menungganginya.” (H.R.
Ahmad).
Dalam hadis lainnya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,
dikisahkan bahwa Rasul saw. pun pernah masuk ke dalam sebuah kebun milik kaum
Anshar. Rasul saw. lalu melihat ada unta di kebun itu menangis saat unta itu
melihat Rasulullah saw.
Rasul saw. lalu menepuk-nepuk kepala unta itu hingga tenang.
Kemudian Rasul saw. pun bersabda kepada pemilik unta, “Kamu harus bertakwa kepada Allah Swt. mengenai binatang yang diberikan
Allah Swt. kepadamu ini; ia mengeluh bahwa kamu membuatnya kelaparan dan
membebaninya dengan pekerjaan yang berlebihan.”
Baca Juga: Doa Menyembelih Hewan Kurban
4. Rasul saw. Mengasihi Binatang
Sahabat, salah satu bentuk teladan dari Rasul saw. adalah
sikap beliau yang begitu mengasihi binatang. Salah satunya mengasihi binatang
tunggangan dengan memperhatikan kesejahteraan hewan tersebut. Dalam hadis yang
diriwayatkan Imam Muslim, dikatakan bahwa jika menempuh perjalanan yang banyak
tumbuhan di daerah tersebut, maka berjalanlah secara perlahan agar unta-unta
atau kuda bisa memakan tumbuh-tumbuhan di sana.
Namun, jika perjalanan yang dilewati jarang ada tumbuh-tumbuhan,
maka bergegaslah melewati tempat tersebut. Selain itu, Rasul saw. juga berpesan
untuk bermalam di tempat yang jauh dari daerah lalu lalangnya hewan buas yang
bisa berbahaya bagi manusia atau hewan tunggangan.
Baca Juga: Berburu Hewan dalam Pandangan Islam
Masuk Neraka
Gara-Gara Binatang
Sahabat, perlakukanlah binatang dengan baik dan wajar karena
mereka pun ciptaan Allah Swt. Apabila kita tidak memperlakukan mereka dengan
baik, maka berhati-hatilah dengan neraka yang akan mengancam kita. Kita pun
harus memberikan makan, minum, dan tidak menganiaya hewan yang kita pelihara.
Ibnu Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah
bersabda, “Seorang perempuan diazab di
neraka karena seekor kucing yang dia kurung sampai mati. Dia tidak memberi
kucing itu makan dan minum saat diikat, juga tidak melepaskannya agar bisa
makan serangga.” (H.R. Bukhari dan Muslim).