Mengganti Itikaf Ramadhan di Bulan Syawal

oleh | Apr 4, 2025 | Artikel, Inspirasi

I’tikaf adalah ibadah sunnah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, biasanya dilaksanakan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Namun, ada kalanya seseorang tidak dapat melaksanakan i’tikaf pada waktu tersebut karena alasan tertentu. Dalam situasi seperti ini, terdapat panduan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai penggantian i’tikaf di bulan Syawal.

Mengganti I’tikaf di Bulan Syawal

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, terdapat peristiwa di mana Rasulullah SAW tidak sempat melaksanakan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan karena suatu alasan. Sebagai gantinya, beliau melaksanakan i’tikaf selama sepuluh hari di bulan Syawal. Hal ini menunjukkan bahwa mengganti i’tikaf di bulan Syawal adalah sunnah bagi mereka yang tidak sempat melakukannya di bulan Ramadhan.

“Rasulullah SAW selalu beriktikaf tiap bulan Ramadhan, apabila beliau selesai dari sholat Subuh, maka beliau ma suk ke tempat itikaf beliau.” Berkata perawi, “Kemudian Aisyah meminta izin kepada be liau untuk beriktikaf, Rasulullah SAW mengizinkannya. Kemudian Aisyah membuat kemah di tem pat tersebut. Hafshah mendengarnya, kemudian dia pun membuat kemah. Zainab juga mendengarnya, dia pun membuat kemah. Ketika Rasulullah SAW selesai dari sholat Subuh, beliau melihat 4 kemah, kemudian ber ka ta, “Apa ini?” Beliau dikabarkan apa yang tengah terjadi, lalu berkata, “Apa yang membuat mereka melaku kan hal ini? Lepaskanlah hing ga aku tidak melihatnya.” Kemudian kemah-kemah itu dilepas dan beliau tidak beritikaf pada bulan Ramadhan tahun itu sehingga beliau beritikaf pada 10 hari terakhir bulan Syawal.” (HR. Bukhari).

MUI menekankan bahwa i’tikaf dapat dilakukan kapan saja, namun waktu yang paling utama adalah saat bulan Ramadhan. Jika terlewat, menggantinya di bulan Syawal tetap dianjurkan.

5 Macam Sedekah Tanpa Uang yang Bisa Dilakukan Siapa Saja

Cara Pelaksanaan I’tikaf di Bulan Syawal

Pelaksanaan i’tikaf di bulan Syawal pada dasarnya sama dengan i’tikaf di bulan Ramadhan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

Niat yang Ikhlas, berniat untuk melaksanakan i’tikaf semata-mata karena Allah SWT.

Berdiam di Masjid, menghabiskan waktu di masjid dengan berdiam diri, fokus pada ibadah, dan menjauhkan diri dari aktivitas duniawi yang tidak perlu.

Memperbanyak Ibadah, selama i’tikaf, perbanyaklah salat sunnah, membaca Al-Qur’an, berzikir, dan berdoa.

Menjaga Adab dan Etika, menjaga kebersihan, ketenangan, dan tidak mengganggu jamaah lain selama berada di masjid. Dengan mengikuti panduan ini, diharapkan ibadah i’tikaf yang dilakukan di bulan Syawal dapat memberikan manfaat spiritual yang optimal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Beliau beritikaf pada 10 hari awal bulan Syawal. Pada hadits ini Nabi SAW tidak memerintahkan para istrinya untuk mengganti/mengqadha iktikaf yang tidak jadi mereka lakukan. Tidak ada pula riwayat yang menjelaskan bahwa istri-istri Nabi tesebut mengqadha iktikaf mereka. Namun, dalam hadits tersebut dijelaskan Nabi SAW mengqadha itikafnya pada bulan Syawal.

Kalkulator Zakat

Hitung zakat Anda secara akurat dengan kalkulator zakat kami

Donatur Care

Silakan cek riwayat donasi Anda disini

Link Terkait