Sejarah telah mencatat tentang peristiwa dilepaskannya bom
nuklir oleh pasukan sekutu ke dua kota di Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki.
Dibomnya dua kota itu menjadi penyebab kuat berakhirnya Perang Dunia II di kawasan
Asia Pasifik saat itu.
Bom nuklir yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki adalah
bom nuklir pertama yang digunakan dalam perang. Bom nuklir pertama yang diberi
nama “Little Boy” dijatuhkan di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus
1945, sedangkan bom nuklir kedua yang diberi nama “Fat Man”
dijatuhkan di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Kedua bom tersebut
dijatuhkan selama Perang Dunia II. Ternyata, kejadian tersebut memiliki dampak
yang signifikan dalam mengakhiri perang dan membawa perhatian dunia terhadap
potensi destruktif senjata nuklir.
Pada Perang Dunia II, Jepang membentuk Pakta pertahanan
dengan Jerman dan Italia pada tahun 1940. Pakta ini dikenal juga sebagai Blok
Poros atau Axis.
Baca Juga: Peran Rakyat Mesir dalam Kemerdekaan Indonesia
Sedangkan Blok Sekutu dalam Perang Dunia II terdiri dari
beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Britania Raya, Uni Soviet, dan
Prancis. Selama perang, negara-negara lain juga bergabung dengan Blok Sekutu
atau memberikan dukungan, misalnya Belanda yang berambisi kembali menjajah
Indonesia, tetapi empat negara ini adalah yang utama dalam koalisi tersebut.
Muncul pertanyaan, mengapa bom nuklir atau yang juga disebut
bom atom itu diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki, mengapa tidak menargetkan ibukota
Jepang yaitu Kota Tokyo?
Ternyata, Hiroshima dan Nagasaki memiliki peran yang sangat
krusial selama Perang Dunia II. Kota ini merupakan basis dari aktivitas militer
dan industri di seluruh Jepang.
Sekutu berpendapat, dengan menjatuhkan bom nuklir di kedua
kota tersebut maka seluruh aktivitas militer dan industri di Jepang –yang
notabene memiliki peran sentral dalam mendukung Jepang selama perang– dapat dilumpuhkan
secara menyeluruh.
Baca Juga: 5 Cara Menghargai Jasa Pahlawan Nasional
Hal ini benar-benar terbukti, karena setelah kedua kota itu
diledakkan, Kaisar Jepang kemudian menyakan menyerah kepada sekutu.
Ada alasan lain tentang mengapa bukan Tokyo yang menjadi
target sekutu. Memilih Tokyo sebagai target mungkin akan memerlukan serangan
udara yang lebih besar dan risiko yang lebih tinggi, mengingat kompleksitas
pertahanan dan populasi yang padat di ibu kota Jepang.