[:ID]MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT TANPA RIBA[:]

oleh | Okt 31, 2019 | Desa Berdaya, News

[:ID]BANDUNG. (31/10) Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah biasanya rentan terhadap jeratan rentenir, pasalnya saat keadaan mendesak dan membutuhkan uang rentenir selalu hadir menjadi solusi sementara bagi permasalahan mereka. Padahal faktanya masalah mereka tidak selesai bahkan masalah baru muncul.

Rumah Zakat berupaya agar masyarakat tidak jatuh dalam jerat rentenir dan riba, oleh karena hadirlah Fasilitator Desa Berdaya yang menjalankan program pemberdayaan masyarakat, yang salah satu tujuannya adalah membantu msayarakat menyelesaikan masalahnya

Desa Ganggo Hilia Kec.Bonjol Kab. Pasaman Sumatera Barat adalah Desa Berdaya Rumah Zakat yang dibina fasiitator, salah satu permasalah di desa ini adalah jeratan rentenir, Badan Usaha Milik Masyarakat (Bummas) dengan unit usaha Koperasi Simpan Pinjam bernama Rumah Sejahtera sebagai solusi membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir.

Tentu saja hal ini merupakan salah satu implementasi pengelolaan dana zakat dari para muzzaki yang berzakat melalui Rumah Zakat. Rumah Zakat terus berupaya agar dana zakat bisa diimplementasikan untuk kemaslahatan umat dan tentu saja di distribusikan kepada masyarakat penerima zakat yang tepat

Salah satu warga yang berhasil dibantu Rumah Zakat adalah Nenek Nelmawati warga Desa Ganggo Hilia Kec.Bonjol Kab. Pasaman Sumatera Barat. Di usianya yang ke-59 tahun, Nenek Nelmawati atau yang akrab disapa Nek Nelma menjadi tulang punggung keluarga. Sebab sang suami yang dulu bekerja sebagai buruh tani, kini harus terbaring di rumah karena sakit. Nek Nelma memutuskan mencari modal untuk membuka usaha warung. Hingga akhirnya dia tergoda untuk meminjam uang dari rentenir.

“Rentenirnya datang ke sini menawarkan pinjaman. Saya pinjam Rp500.000 dan harus dibayar Rp20.000 per hari. Dan penagih akan terus datang selama 40 hari,” ujar Nek Nelma bercerita.

Bukannya semakin maju, Nek Nelma semakin menderita karena dibebani utang yang harus dicicil tiap hari. “Kalau hari itu tidak ada uang untuk bayar utang, Saya pinjam uang ke tetangga. Gali lubang tutup lubang,” kata Nek Nelma.

Yed Nainis (48) pun pernah punya pengalaman serupa. Perempuan yang dulu sempat memiliki warung makanan ringan ini pernah meminjam modal dari rentenir untuk mulai usaha berjualan baju. Sebab dirinya mengaku kala itu sudah tidak sanggup lagi untuk memproduksi makanan untuk warung. Apalagi berjualan baju dirasa memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan lebih tinggi.

“Yang paling menyulitkan itu karena kita harus bayar cicilan setiap hari. Padahal belum tentu tiap hari ada baju yang laku. Jadi kalau nggak ada yang laku, saya bingung mendapatkan uang untuk bayar utang,” ungkap Naini

Kini , Nek Nelma dan bu Naini tak lagi terjerat hutang di rentenir karena sejak menjadi anggota Bummas Rumah Sejahtera mereka berangsur -angsur bisa membayar hutang tersebut dan berhasil memajukan usahanya dengan bantuan Bummas.

Newsroom

Lailatul Istikhomah[:]