Steven R. Covey berpesan,???Kalau anda ingin memperoleh keberhasilan yang biasa maka rubahlah perilaku anda, akan tetapi kalau ingin memperoleh keberhasilan yang luar biasa maka rubahlah PARADIGMA anda.
Semenjak krisis melanda bangsa Indonesia banyak hal yang berubah di negeri ini. Banyak karyawan yang di PHK, banyak lembaga keuangan perbankkan dilikuidasi, BBM dan bahan sembako terus mengalami kenaikan, angka kemiskinan naik dengan tajam, berbondong-bondong warga negara keluar negeri menjadi TKI baik legal maupun ilegal.
Orang kebanyakan menilai perubahan yang terjadi sangat berdampak negatif bagi dirinya dan rata-rata mereka berkeluh kesah dengan adanya krisis ini. Saudaraku, krisis memang sedang terjadi di negeri ini, bahkan krisis yang terjadi di Indonesia bersifat multidimensional/ kompleks permasalahan. Akan tetapi, kita jangan sampai seperti kebanyakan orang yang selalu berkelu kesah dengan keadaan krisis tersebut. Krisis yang terjadi harus kita pandang dan nilai dari sudut yang beda dan komprehensif.
Saya dan teman-teman yang tergabung dalam Rumah Zakat Indonesia sedang mengkemas krisis yang terjadi dengan elegan dan komprehensif, sehingga krisis ini dipandang sebagai karunia dan nikmat dari Allah kepada hamba-Nya. Biasanya orang yang mempunyai paradigma pembelajar yang kuat ketika diberi permasalahan akan tertantang potensinya sehingga potensi dirinya akan mengalami pertumbuhan yang cepat sehingga permasalahan yang ada dapat dikelolanya dengan baik dan berdaya guna.
Paradigma pembelajar yang kuat adalah energi luar biasa yang dimiliki oleh orang-orang besar dalam mengelola permasalahan hidup sehingga masalahan tersebut takluk dengannya. Begitu juga dengan Rumah Zakat Indonesia yang setiap saat menangani permasalahan sosial kemasyarakatan yang cukup rumit harus mulai sekarang menyuntikan kekuatan vaksin paradigma pembelajar ini kepada seluruh karyawannya sehingga mereka adalah para karyawan yang berparadigma.
Ada beberapa kiat untuk membangun paradigma yang kuat bagi para karyawan :
1. Hadirkan di setiap cabang, kepala lembaga/ cabang orang-orang yang pemberani dan berkeinginan besar.
2. Beri setiap kerja karyawan dengan target-target yang besar dan menantang.
3. Adakan pelatihan khusus terkait pengembangan diri dan skill managerial dan operasional bagi karyawan
4. Beri reward yang baik bagi karyawan
5. Tanamkan keikhlasan bagi karyawan
Sampai saat ini saya bertemu dengan Ust. Abu Syauqi (PresDir. Rumah Zakat) baru 2 kali di kantor pusat Rumah Zakat, ketika sepintas mendengarkan taujih-taujih beliau saya juga cukup kaget dengan paradigma beliau dalam membangun lembaga ini, bahkan saya bisa mengatakan bahwa beliau berotak dan berjiwa besar. Kondisi ini harus dipahami oleh seluruh karyawan sehingga seluruh karyawan menyamakan frekwensi paradigma yang dimiliki oleh presiden direkturnya karena kalau tidak kita akan ketinggalan jauh dengan keinginan beliau. Satu-satunya cara untuk bisa menyamakan frekwensi dengan beliau adalah dengan terus belajar dan berlatih mengakses potensi diri dan skill kita setiap hari sehingga Manusia Pembelajar hadir dilingkungan karyawan Rumah Zakat Indonesia saat ini dan ke depan. Sukses untuk lembaga Rumah Zakat. (oleh: Awal Purnama-staf Markom Yogya)