MEMAKNAI REZEKI

oleh | May 23, 2023 | Inspirasi

Sekiranya ada kata yang begitu akrab di telinga semua orang,
itulah rezeki. Tidak ada orang yang tidak mengharapkan rezeki. Bahkan, muara
dari hampir setiap usaha manusia adalah mencari rezeki. Pendidikan, kedudukan,
dan pekerjaan kerap dimaknai sebagai wasilah menuju rezeki. Sayang, makna
rezeki pada sebagian orang telah mengalami penyempitan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rezeki adalah
segala sesuatu pemberian Tuhan yang dipakai untuk memelihara kehidupan. Dengan
demikian, rezeki bukan melulu makanan dan uang. Masih banyak rezeki yang kita
terima bukan berwujud materi atau benda. Bahkan, menurut Rasulullah, “Dua nikmat (rezeki) yang sering dilupakan
kebanyakan orang adalah kesehatan dan kesempatan.” (H.R. Bukhari).

Dalam hidup ini, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah
kepada manusia: rizqi kasbi (bersifat
usaha) dan rizqi wahbi (hadiah). Rizqi kasbi diperoleh lewat jalur usaha
dan kerja. Terutama jika menyangkut kekayaan dunia, rezeki jenis ini tidak
mensyaratkan kualitas keimanan penerimanya. Tidak jarang kita jumpai orang yang
ingkar kepada Allah tetapi hidupnya sukses.

Baca Juga: 6 Cara Meminang yang Disebutkan dalam Hadits (Bagian 1)

Selain sebagai hasil kerja, karena rizqi kasbi memang berasal dari sifat rahman atau pemberian Allah.
Rumusnya, siapa mau berusaha, dia akan dapat. Karena itu, rezeki berupa
kekayaan dunia tidak selalu mencerminkan cinta Allah kepada pemiliknya. Juga
karena kekayaan harta memang tidak bernilai di hadapan Allah. “Sekiranya bobot kenikmatan dunia di sisi
Allah seberat sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum kepada orang
kafir meski hanya seteguk air.” (H.R. Tirmidzi).

Lain dari itu adalah rizqi
wahbi
. Rezeki ini datangnya di luar prediksi pikiran manusia. Kadang malah
tidak memerlukan jerih payah. Pegawai rendahan bisa saja memiliki harta
melimpah. Kiai desa yang miskin papa mendadak mendapatkan biaya haji dari
pemerintah. Itulah rizqi wahbi.
Perolehannya lebih karena sifat rahim
atau kasih sayang Allah.

Itulah kenapa yang paling berpeluang mendapatkan rizqi wahbi adalah hamba yang bertakwa.
Kesuksesan orang bertakwa itu lebih ditentukan oleh kualitas keimanannya
daripada profesinya. “Barangsiapa yang
bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki
dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada
Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (Q.S. At-Thalaq: 2-3).

Seolah mengonfirmasi ayat di atas, Rasulullah bahkan
menyatakan, istighfar secara rutin dapat mengundang rezeki dari arah yang tidak
kita duga. “Barangsiapa melanggengkan
istighfar, Allah akan melapangkan kegalauannya, memberikan solusi atas
kerumitannya, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak dia sangka sebelumnya”
(H.R. Ibnu Majah).

Tetapi, sekali lagi, rezeki bukan melulu harta. Hidup
dijauhkan dari kemaksiatan adalah rezeki. Juga gairah untuk beribadah.
Kemudahan menyerap ilmu jelas rezeki. Kesempatan beraktualisasi diri juga
rezeki. Dan termasuk rezeki adalah ketika kita dihidupkan dalam lingkungan yang
baik. Apalagi memiliki keluarga sakinah. Banyak orang stres akibat ditimpa
problem keluarga. Seperti diingatkan Allah, “Wahai
orang-orang beriman, sungguh di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang
menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah terhadap mereka” (Q.S. At-Taghabun:
14).

Baca Juga: 6 Cara Meminang yang Disebutkan dalam Hadits (Bagian 2)

Ayat di atas jelas menegaskan bahwa istri dan anak potensial
membuat hidup manusia merana. Harta yang melimpah tidak mampu menghapus duka
ketika badai rumah tangga melanda. Begitu juga ketika penyakit mendera. Hidup
kehilangan gairah. Berpenampilan serba mewah tetapi hati selalu berselimut
duka. 

Mari meluruskan cara pandang. Alangkah meruah rezeki yang
telah kita terima. Limpahan rezeki materi itu memang wajib disyukuri. Tetapi
sungguh naif ketika bermacam rezeki nonmateri justru kita ingkari. Hanya kepada
Allah, senantiasa kita langitkan doa agar diberikan limpahan rezeki berupa
harta yang halal, pasangan yang baik, anak-anak yang berbakti, rumah atau
lingkungan yang nyaman, dan kehidupan yang bertabur berkah.

Sumber:
republika.co.id

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0