[:ID]PROBOLINGGO. Hampir setiap hari Fuad Saifullah, Fasilitator Desa Berdaya Sepuh Gembol menempuh dua jam perjalanan dari rumahnya di Desa Alassumur untuk mencapai Desa Sepuh Gembol. Fuad memang tidak tinggal di desa ini, tapi sebagian besar waktunya ia dedikasikan untuk membina Desa Sepuh Gembol yang terletak di Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
“Kesenjangan sosial di desa ini tampak jelas hanya dengan sekali lihat. Yang kaya semakin kaya karena punya lahan sawah yang banyak dan yang kekurangan pun sulit berkembang dan hanya jadi buruh tani. Padahal di desa ini banyak potensi yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu sejak Juni 2015 Rumah Zakat menjadikan Sepuh Gembol sebagai salah satu desa binaan,” ujar Fuad.
Berpusat di sebuah Perpustakaan Desa, berbagai kegiatan pemberdayaan ekonomi dilakukan Fuad bersama puluhan penerima manfaat. Potensi Desa Sepuh Gembol diantaranya merupakan sentra pertanian jagung dan memiliki banyak SDM penjahit serta para pemuda yang kreatif. Lewat potensi-potensi inilah Fuad bersama Rumah Zakat memberdayakan warga Sepuh Gembol. Memanfaatkan Sepuh Gembol sebagai sentra pertanian jagung, lewat Kelompok Wanita (Kopwan) Gembol Lestari. Fuad mengembangkan UKM Kerupuk Puli Jagung dalam rangka mendorong perekonomian warga. Gembol Lestari diambil dari nama desa “Sepuh Gembol” dan Lestari sebagai doa agar desa ini tetap lestari dan sejahtera. Bantuan dari Rumah Zakat diberikan berupa modal usaha, pendampingan, pengemasan, dan pembuatan PIRT untuk setiap usaha yang telah ada.
“Alhamdulillah kerupuk yang dibuat ibu-ibu Gembol Lestari ini selalu habis terjual, tidak cuma dari puli jagung, tapi juga dari bahan ikan karena di desa ini melimpah hasil ikannya. Saking larisnya, bahkan kadang ibu-ibu ini kekurangan stok. Namun karena SDM yang ada juga terbatas sehingga kita produksi semampunya dulu. Mereka melakukan uji coba resep dalam dua kali produksi sebelum akhirnya menemukan resep dan rasa yang terbaik,” jelas Fuad. Produksi kerupuk dilakukan selama tiga hari setiap pekannya yakni Jumat sampai Minggu. Dalam satu kali produksi mereka bisa menghasilkan hingga 12 kilogram kerupuk. Selain itu Kopwan Gembol Lestari juga mengadakan pertemuan tiap sepekan sekali untuk bersilaturahmi, berbagi pengetahuan, pembinaan keagamaan, dan melakukan evaluasi.
Hasil produksi kerupuk buatan Kopwan Gembol Lestari ini dijual ke masyarakat sekitar dan dititipkan ke warung-warung. Kerupuk matang dijual dengan harga Rp5.000-Rp6.000 per bungkus, semantara kerupuk mentah dijual Rp6000-Rp7500 per bungkus. Mereka juga membuat kemasan kecil yang dijual Rp500 per bungkus. “Alhamdulillah dari hasil penjualan kerupuk ada tambahan untuk belanja sehari-hari, omzet satu bulan bisa mencapai Rp2juta dan dibagi-bagi kepada para penerima manfaat. Kita sudah jalan sejak 2015,” ujar Husnawiyah, Ketua Kopwan Gembol Lestari sekaligus penerima manfaat bantuan ekonomi Rumah Zakat.
Newsroom
Silvia Zakiah Itsnaini[:en]PROBOLINGGO. Almost every day Fuad Saifullah, Rumah Zakat Facilitator in Desa Berdaya Sepuh Gembol took a two-hour journey from his home in Alassumur Village to reach Sepuh Gembol Village. Fuad does not live in this village, but most of his time dedicated to fostering Sepuh Gembol Village located in Wonomerto District, Probolinggo Regency, East Java.
“The social gap in this village is clear with just one look. The rich are getting richer because they have a lot of paddy fields and those with shortages are difficult to develop and only become farm laborers. Even though in this village there is a lot of potential that can be developed. Therefore, since June 2015 Rumah Zakat has made Sepuh Gembol one of the assisted villages, “said Fuad.
Based in a Village Library, various economic empowerment activities were carried out by Fuad and dozens of beneficiaries. The potential of Sepuh Gembol Village is among them corn farming centers and has many tailor and creative youth. Through these potentials, Fuad and Rumah Zakat empower Sepuh Gembol citizens. Utilizing Sepuh Gembol as a corn farming center, through the Gembol Lestari Women’s Group (Kopwan). Fuad developed the Kerupuk Puli Jagung UKM in order to boost the economy of the residents. Sustainable Shepherd is taken from the village name “Sepuh Gembol” and Lestari as a prayer for this village to remain sustainable and prosperous. Assistance from Rumah Zakat is given in the form of business capital, assistance, packaging, and making PIRT for each existing business.
“Alhamdulillah, the crackers made by Gembol Lestari’s mothers are always sold out, not only from corn pulses, but also from fish because there are abundant fish in this village. I was so in demand, sometimes even these mothers lacked stock. But because the existing source is also limited so we can produce as much as we can. They conducted a trial recipe in two productions before finally finding the best recipe and tasty, ” Fuad explained. Cracker production is carried out for three days every week, namely Friday to Sunday. In one production they can produce up to 12 kilograms of crackers. In addition, Kopwan Gembol Lestari also holds meetings every week to stay in touch, share knowledge, provide religious guidance and conduct evaluations.
The crackers made by Kopwan Gembol Lestari is sold to the surrounding community and deposited in stalls. Cooked crackers are sold at Rp. 5,000 – Rp. 6,000 per pack, while raw crackers are sold at Rp. 6,000-Rp. 7500 per pack. They also make small packages that are sold for Rp500 per pack. “Thank God, from the sale of crackers there is an additional daily expenditure, a turnover of one month can reach Rp2 million and be shared with the beneficiaries. We have been running since 2015, “said Husnawiyah, Chair of Gembol Lestari Women’s Group and beneficiary of the Rumah Zakat’s economic assistance.
Newsroom
Silvia Zakiah Itsnaini[:]