Kita pasti pernah mendengar kalimat “Jangan pernah berharap
berlebihan, karena nanti berujung pada kekecewaan.” Memang, kita tidak bisa
mencegah datangnya kekecewaan, apalagi ketika kita sudah begitu berharap akan
suatu hal yang kita inginkan namun tidak terjadi. Mengikhlaskan kekecewaan pun rasanya
begitu berat dan sulit.
Sebenarnya apa sih kekecewaan itu? Kekecewaan adalah
perasaan tidak bahagia, tidak nyaman, dan tidak menyenangkan saat seseorang
atau sesuatu ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ketika kita
merasa tidak bahagia karena harapan dan ekspektasi kita tidak terpenuhi, kita
akan mengalami perasaan sedih atau kecewa.
Kekecewaan dan rasa kecewa sebetulnya tidak selalu berdampak
buruk selama kita mampu mengelolanya. Kekecewaan bisa lho menjadi alarm yang
memberitahu kita bahwa ada sesuatu yang salah, yang tentunya harus kita
perbaiki. Kekecewaan juga mengajarkan kita untuk lebih berhati-hati dalam
mengambil langkah ke depan agar kita tidak mengalami hal yang sama.
Baca Juga: Usia yang Diberkahi Allah Itu Seperti Apa?
Meskipun terasa berat, nyatanya mengikhlaskan kekecewaan
bisa dimulai dengan melakukan atau mempraktikkan self-forgiveness atau memaafkan diri. Menurut Enright and the Human
Development Study Group (1996), self-forgiveness
secara psikologis adalah keinginan untuk melepaskan rasa benci terhadap diri
sendiri.
Terutama ketika kita merasa kecewa pada diri sendiri,
seringkali sulit rasanya untuk bangkit dan memaafkan diri dari tindakan yang
kita rasa seharusnya tidak dilakukan.
Self-forgiveness
ini membantu kita dalam mengidentifikasi sumber kekecewaan kita dan
menghindarkan kita dari perilaku yang melihat diri kita sebagai korban, bahkan
melihat diri kita sebagai seorang survivor
atau penyintas. Self-forgiveness
juga membantu kita untuk bisa bangkit kembali dari kekecewaan hingga akhirnya
kita lebih mudah bahagia dan lebih jelas dalam menentukan tujuan, visi, dan
misi hidup kita.
Berikut cara menghilangkan rasa kecewa seperti yang dilansir
dari laman Mindtera:
1. Identifikasi
keadaan dan perilakumu yang kamu anggap sumber kekecewaan
Berikan waktu bagi dirimu untuk memproses apa yang telah
terjadi, termasuk perasaan duka dan memikirkan mengapa rasa kecewa itu muncul.
Apakah kamu sudah memperkirakan hal tersebut sebelumnya, ataukah hal itu sesuatu
yang di luar kontrol dirimu?
Ketika kamu sudah memahami kenapa kekecawaan itu terjadi,
kamu dapat lebih siap untuk mengelola perasaanmu, maupun melihat kekecewaan itu
dari sudut pandang yang lebih rasional.
Baca Juga: Keutamaan Sedekah Jariyah
2. Menerima rasa
kecewa yang muncul dalam diri
Mengakui perasaan kecewa yang muncul adalah langkah awal
yang baik untuk mengatasi kecewa. Semakin kamu melawannya, semakin lama pula
kamu dapat melepaskan diri dari rasa kecewa tersebut.
3. Cari tahu siapa
orang-orang yang dapat mendukungmu
Adakah orang-orang di sekitarmu yang kamu percaya dapat
merangkul di saat-saat sulit? Mendapat dukungan dari orang-orang terdekatmu
tentu dapat membuatmu merasa lebih baik. Mungkin saja juga bisa mendapat
perspektif baru untuk mengelola rasa kecewamu.
4. Kelola
ekspektasimu
Kamu merasa kecewa karena ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan ekspektasimu. Jika kamu mengatur ekspektasimu kembali, maka move on akan terasa mudah dan perlahan
terlepas dari rasa kecewamu.
5. Cobalah untuk
mengikhlaskan segala rasa tidak nyaman di hatimu.
Tidak apa-apa jika
kamu membutuhkan waktu untuk memproses rasa kecewa. Akan tetapi, jangan terlalu
lama memberikan perhatianmu untuk perasaan negatif tersebut. Jika begitu,
lama-kelamaan suasana hati dan kesehatan mentalmu bisa jadi runyam.
Lihatlah kekecewaan sebagai pelajaran dalam hidupmu dan
untuk menimbang apa yang bisa kamu lakukan dengan lebih baik kedepannya. Jika
perlu, kamu bisa berusaha untuk memfokuskan diri pada hal-hal yang positif
untuk melepaskannya. Kamu bisa melatihnya dengan memperlakukan dirimu dengan
lebih baik, journaling, memberi
afirmasi positif atau menghabiskan waktu dengan orang-orang yang positif.