[:ID]TASIKMALAYA, Senin (23/09/19) – Masyarakat di kampung Padawangi Desa Cayur Kecamatan Cikatomas Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat di dominasi oleh para petani dan buruh serabutan, para petani di daerah tersebut bukan berarti mereka yang mempunyai ladang, akan tetapi mereka bertani di ladang milik orang lain yang di bayar nanti ketika panen dengan bayaran gabah. Dengan cara seperti itu mereka bisa makan dan mempertahankan hidup.
Kampung Padawangi menjadi objek pilihan untuk penyaluran Superqurban karena masyarakat disana sangat jarang memakan daging, jangankan daging kambing atau daging sapi, daging ayam pun sangat jarang mereka makan, bisa di katakan hanya pada momen idul fitri dan idul adha itupun jika ada yang memotong hewan qurban.
“Terimakasih Rumah Zakat, yang telah memberi kornet dan rendang Superqurban, hidangan ini sangat istimewa untuk kami dan anak-anak kami.” Ujar warga yang menerima kornet dan rendang Superqurban.
Newsroom
Lailatul Istikhomah / Hanaa Afifah[:en]
TASIKMALAYA, Monday (09/23/19) – Communities in Padawangi village, Cayur, Cikatomas district, Tasikmalaya, Prov. West Java is dominated by farmers and odd laborers. Farmers in the area do not mean those who own fields, but they do farming in other people’s fields and are paid later with harvested grain. That way they can eat and maintain life.
Padawangi Village is the object of choice for distribution of Superqurban because the people there rarely eat meat, let alone lamb or beef, chicken meat is very rarely eaten. Only at the moment of Eid al-Fitr and Eid al-Adha and that is even if someone slaughtered Qurban will the villagers of Padawangi eat meat.
“Thank you Rumah Zakat, who has given Superqurban corned beef and rendang, this dish is very special for us and our children.” Said residents who received corned beef and rendang Superqurban.
Newsroom
Lailatul Istikhomah / Hanaa Afifah[:]