Dalam Islam, mandi wajib atau mandi besar adalah salah satu bentuk ibadah yang harus dilakukan oleh seorang wanita dalam keadaan tertentu untuk menyucikan diri dari hadas besar.
Mandi ini merupakan kewajiban yang tidak boleh diabaikan karena berkaitan langsung dengan kesucian diri yang berpengaruh pada keabsahan ibadah-ibadah lainnya, seperti salat dan puasa. Berikut adalah empat jenis mandi wajib yang perlu diketahui oleh setiap wanita muslimah:
1. Mandi Junub
Mandi junub adalah mandi wajib yang dilakukan oleh seorang wanita (juga pria) setelah mengalami hal-hal yang menyebabkan hadas besar, seperti hubungan suami istri atau keluarnya mani, baik disebabkan oleh mimpi basah, bersetubuh, atau hal lainnya yang menyebabkan keluarnya air mani.
Niat Mandi Junub: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah karena Allah Ta’ala.”
Para ulama menekankan bahwa mandi junub ini adalah bentuk pemurnian yang sangat penting dalam menjaga kesucian diri, terutama dalam mempersiapkan diri untuk ibadah sehari-hari. Dalam pandangan Imam Malik, seperti yang diajarkan dalam Mazhab Maliki, tidak hanya fisik yang disucikan dalam mandi ini, tetapi juga dimaksudkan untuk menyucikan jiwa dari dosa-dosa yang mungkin terjadi.
Baca Juga: Tata Cara Memandikan Jenazah
2. Mandi Nifas
Mandi nifas adalah mandi wajib yang dilakukan oleh wanita setelah selesai masa nifas, yaitu darah yang keluar setelah melahirkan. Masa nifas biasanya berlangsung selama 40 hari, tetapi bisa lebih atau kurang tergantung pada kondisi masing-masing wanita.
Niat Mandi Nifas: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas karena Allah Ta’ala.”
Dr. Hibatul Wafiqah, ulama wanita dari kalangan Syafi’iyah menjelaskan bahwa mandi nifas adalah simbol dari kembali sucinya seorang wanita setelah melalui proses yang sangat berat, yaitu melahirkan. Ini menandakan dimulainya kembali masa-masa suci bagi seorang wanita untuk melanjutkan ibadah-ibadahnya dengan sempurna.
3. Mandi Setelah Haid
Mandi setelah haid adalah mandi wajib yang dilakukan oleh wanita setelah selesai masa haidnya. Haid adalah keluarnya darah secara alami dari rahim seorang wanita setiap bulannya sebagai bagian dari siklus menstruasi.
Niat Mandi Setelah Haid: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari haid karena Allah Ta’ala.”
Syaikhah Haifaa Younis, seorang ulama Timur Tengah kontemporer, menjelaskan pentingnya mandi setelah haid sebagai bentuk kebersihan fisik dan spiritual. Menurut beliau, mandi ini tidak hanya menghilangkan najis fisik, tetapi juga berfungsi sebagai penyucian diri dari segala kotoran batin yang mungkin telah terkumpul selama masa haid.
4. Mandi Wiladah (Setelah Melahirkan)
Mandi wiladah adalah mandi yang wajib dilakukan oleh seorang wanita setelah melahirkan, meskipun ia tidak mengalami nifas atau darah yang keluar setelah melahirkan. Termasuk dalam konteks ini ketika mengalami caesar maupun keguguran.
Niat Mandi Wiladah: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari wiladah karena Allah Ta’ala.”
Dr. Zainab al-Ghazali menegaskan bahwa mandi wiladah adalah bagian dari syariat yang menekankan pentingnya menjaga kebersihan setelah proses melahirkan, yang merupakan proses yang sangat melelahkan dan penuh tantangan. Mandi ini adalah bentuk syukur dan kesadaran akan anugerah besar dari Allah atas kelahiran seorang anak.
Baca Juga: Berwudu di Kamar Mandi dan Tanpa Busana
Mandi wajib bagi wanita bukan hanya sekadar ritual kebersihan fisik, tetapi juga simbol penting dari kesucian spiritual. Dengan memahami dan melaksanakan empat jenis mandi wajib ini dengan niat yang benar, seorang wanita muslimah dapat menjaga kesuciannya dan memastikan ibadahnya diterima oleh Allah Swt.
Semoga tulisan ini bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kita akan pentingnya mandi wajib dalam kehidupan sehari-hari.
Sahabat, yuk jadikan berinfak sebagai kebiasaan baik sehari-hari. Dengan berinfak, maka harta yang kita miliki akan menjadi berkah dan bermanfaat. Sahabat bisa berinfak melalui infak.id dari Rumah Zakat.