Pernah hadir di sebuah acara aqiqah? Atau bahkan, sudah pernah melaksanakan aqiqah untuk anak sendiri? Aqiqah memang menjadi bagian dari tradisi yang melekat kuat dalam masyarakat Muslim.
Tapi, pernahkah kamu bertanya-tanya, apa sebenarnya makna dan tujuan dari pelaksanaan aqiqah? Aqiqah bukan sekadar acara syukuran atau tradisi turun-temurun.
Dalam Islam, aqiqah memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan rasa syukur, ketaatan, dan harapan orang tua untuk anak mereka. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai aqiqah, yuk simak terus!
Sejarah Singkat Aqiqah
Pelaksanaan aqiqah sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Dalam sejarah Islam, aqiqah dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak.
Jadi, tradisi aqiqah memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelihkan pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud)
Pada masa itu, aqiqah juga menjadi simbol pengorbanan dan kepedulian terhadap sesama. Daging hewan yang disembelih dibagikan kepada kerabat, tetangga, dan kaum dhuafa, sehingga pelaksanaannya membawa keberkahan bagi banyak orang.
Tradisi ini terus dilestarikan hingga sekarang, menjadi momen bahagia yang dirayakan bersama keluarga dan masyarakat.
Hukum Aqiqah
Dalam pandangan Islam, hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang menunjukkan betapa pentingnya pelaksanaan aqiqah:
“Anak laki-laki diaqiqahi dengan dua ekor kambing yang sama, sedangkan anak perempuan dengan satu ekor kambing.” (HR. Ahmad)
Aqiqah menjadi cara bagi orang tua untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia anak yang diberikan.
Namun, jika kondisi finansial tidak memungkinkan, pelaksanaannya bisa ditunda atau bahkan ditiadakan tanpa menjadi dosa.
Sebaiknya, aqiqah dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran. Jika tidak memungkinkan, maka pada hari ke-14, ke-21, atau waktu lain yang sesuai dengan kemampuan.
Hikmah Dibalik Pelaksanaan Aqiqah
Di balik pelaksanaan aqiqah yang sering kita anggap sebagai tradisi, tersimpan hikmah mendalam dan manfaat luar biasa yang membawa banyak kebaikan. Diantaranya yaitu:
1). Sebagai Bentuk Rasa Syukur kepada Allah SWT
Aqiqah adalah bentuk syukur atas anugerah berupa kelahiran seorang anak. Dengan menyembelih hewan dan berbagi daging kepada sesama, kita menunjukkan bahwa segala rezeki berasal dari Allah SWT.
Rasa syukur ini tidak hanya dirasakan oleh orang tua, tetapi juga menyebar kepada orang-orang di sekitar yang ikut merasakan kebahagiaan.
2). Membentuk Kepedulian Sosial
Salah satu bagian dari aqiqah adalah berbagi daging kepada tetangga, kerabat, dan kaum fakir miskin. Hal ini mengajarkan nilai kepedulian sosial kepada anak sejak dini.
Dalam proses ini, aqiqah menjadi momen yang mempererat hubungan antara keluarga dan orang-orang di sekitar.
3). Mengiringkan Doa dan Harapan untuk Anak
Dalam kegiatan aqiqah, orang tua juga biasanya mengiringi doa-doa terbaik untuk masa depan anak.
Ini adalah bentuk pengharapan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh atau salehah, membawa manfaat untuk keluarga, agama, dan masyarakat.
4). Memulai Kehidupan yang Baru
Dalam aqiqah, terdapat tradisi mencukur rambut bayi. Rambut yang dicukur ini diibaratkan sebagai penghapus kotoran atau hal-hal buruk yang melekat sejak lahir.
Setelah itu, bayi diberi nama baik yang menjadi doa untuk kehidupannya kelak.
Kesimpulan
Itulah makna dibalik pelaksanaan Aqiqah. Jadi, aqiqah bukan hanya tradisi biasa, melainkan ibadah yang penuh makna.
Dibalik sejarah hingga maknanya, aqiqah mengajarkan kita tentang rasa syukur, taat, dan kepedulian terhadap sesama.
Nah, sekian artikel kali ini. Yuk, ikuti informasi seputar Islam lainnya bersama kami di Rumah Zakat.