[:ID]Oleh: Muslimin
Dalam mengarungi romantika kehidupan, terkadang seseorang menitikkan air mata tatkala memperoleh kebahagiaan, maupun ketika menghadapi persoalan hidup yang pelik. Tentu, tidak ada salahnya bila seseorang menitikkan air mata terhadap kebahagiaan dan musibah yang menimpanya. Sebab, Nabi Muhammad SAW pun pernah menitikkan air mata ketika melepas kepergian putra tercintanya, Ibrahim, untuk selama-lamanya.
Sebagaimana yang diceritakan Anas, kami bersama-sama dengan Rasulullah datang berkunjung ke kediaman Abu Yusuf al-Qain. Istri Abu Yusuf adalah ibu susuan Ibrahim, putra Rasulullah. Kemudian, Rasulullah menggendong Ibrahim lalu menciumnya. Pada kesempatan yang lain, kami kembali berkunjung ke kediaman Abu Yusuf. Tapi, ketika itu Ibrahim kecil sedang menghadapi sakaratul maut. Air mata Rasulullah menetes dari pelupuk matanya. Menyaksikan peristiwa tersebut, Abdurrahman bin Auf bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis?”
Rasulullah menjawab, “Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya itu merupakan ungkapan rasa kasih sayang.” Kemudian, Rasulullah mengulang kembali perkataannya, “Sesungguhnya mata memang meneteskan air mata dan hati merasa sedih. Namun, kami tidak mengucapkan sesuatu kecuali kalimat yang diridhai oleh Allah SWT. Dan sesungguhnya kami semua merasa sedih untuk berpisah denganmu wahai Ibrahim.”
Kisah ini hendak mengingatkan dalam batas yang wajar air mata kesedihan boleh ditumpahkan, tetapi harus diiringi dengan melafazkan kalimat-kalimat yang diridhai Allah. Selain itu, tangisan air mata juga harus diiringi dengan tindakan dan perbuatan yang diridhai Allah SWT.
Ibnu Abbas RA meriwayatkan, “Ada dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka. Yaitu mata yang menangis di pertengahan malam karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga di jalan Allah.” (HR Tirmidzi). Hadis ini menjelaskan bahwa air mata yang mengalir karena takut kepada Allah SWT dan karena berusaha konsisten di jalan Allah termasuk air mata yang tidak tersentuh api neraka.
Selain itu, air mata mengalir juga disebabkan seseorang yang mendengar, membaca, dan mengkaji Alquran. Sebagaimana Allah SWT berfirman, “Dan apabila mereka mendengarkan apa (Alquran) yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri), seraya berkata, “Ya Tuhan, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Alquran dan kenabian Muhammad).” (QS al-Maidah [5] : 83).
Menurut hasil penelitian dan beberapa ilmuwan, air mata yang tertumpah itu mengandung beberapa manfaat, di antaranya; dapat membantu daya penglihatan menjadi lebih baik, meminimalisasi gangguan bakteri dan racun pada tubuh, menjaga kesehatan hidung dalam membantu pernapasan, meningkatkan motivasi hidup (mood) untuk lebih bahagia dan berprestasi, termasuk membantu meredakan gangguan ketegangan, frustasi, putus asa, dan stres.
sumber: republika.co.id[:en]In navigating the romance of life, sometimes someone sheds tears when he gets happiness, and when facing complicated life problems. Of course, there is nothing wrong if someone sheds tears on happiness and calamity that befalls him because, the Prophet Muhammad had ever shed tears when removing the departure of his beloved son, Ibrahim, forever.
As Anas told us, we, together with the Prophet, came to visit the residence of Abu Yusuf al-Qain. Abu Yusuf’s wife was the mother of Abraham, the son of the Prophet. Then, the Prophet carried Ibrahim and kissed him. On another occasion, we returned to visit the residence of Abu Yusuf. But, at that time Ibrahim was facing a death. The Prophet’s tears dripped from his eyelids. Witnessing the event, Abdurrahman bin Auf asked the Prophet, “O Messenger of Allah, why are you crying?”
The Prophet replied, “O Ibn Auf, actually it is an expression of affection.” Then, the Prophet repeated his words, “Indeed the eyes do shed tears and the heart feels sad. However, we do not say anything except the sentence that is blessed by Allah SWT. And indeed we all feel sad to part with you O Ibrahim. ”
This story is about to remind within reasonable limits that tears of sadness may be shed, but must be accompanied by reciting sentences which are blessed by Allah. In addition, tears must also be accompanied by actions and actions blessed by Allah SWT.
Ibn Abbas RA narrated, “There are two eyes that will not be touched by hell fire. That is the eyes that cry in the middle of the night because of fear of God and the eyes that are awake in the way of Allah. “(Tirmidhi). This hadith explains that tears flow because of fear of Allah SWT and because they try to be consistent in the way of Allah including tears that are untouched by hell fire.
In addition, tears flow due to someone who hears, reads, and studies Quran. As Allah SWT said, “And when they hear what (the Qur’an) is revealed to the Messenger (Muhammad), you see their eyes shed tears because of the truth they have known (from their own books), saying,” O Lord , we have believed, so record us with those who are witnesses (for the truth of the Qur’an and prophet of Muhammad). “(Surat al-Maidah [5]: 83).
According to the results of research and several scientists, the spilled tears contained several benefits, including; can help improve vision, minimize bacterial and toxic disorders in the body, maintain nose health in helping breathing, increase mood motivation for happiness and achievement, including helping to relieve tension, frustration, hopelessness and stress.
source: republika.co.id[:]