MAHASISWA ASING "AIESEC" ANTUSIAS IKUTI PANEN RAYA KEBUN GIZI CITA SEHAT FOUNDATION – RZ

oleh | Jun 20, 2016 | News

MAHASISWA ASING AIESEC ANTUSIAS IKUTI PANEN RAYA KEBUN GIZI CITA SEHAT FONDATION - RZBANTUL. (15/06). Kata memanen tentunya terdengar sangat familiar dan merupakan hal yang biasa didengar. Namun, ada yang berbeda dalam panen raya kali ini, “Panen Raya Kebun Gizi Mandiri” bersama mahasiswa asing yang tergabung dalam AIESEC UPNVY (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta).

AIESEC (Association Internationale des Étudiants en Sciences Économiques et Commerciales) adalah organisasi kepemudaan terbesar sedunia yang tersebar di 126 negara dan teritori. Kepala Program Cita Sehat Foundation (CSF) Yogyakarta, E.H.Wirawan, mengatakan bahwa CSF Yogyakarta telah bekerja sama dalam berjalannya program di kedua belah pihak, salah satunya di bidang lingkungan, dan program kebun gizi inilah yang disepakati.

Sejumlah 8 mahasiswa dari 6 negara telah hadir di pendopo Dusun Karet, Randimal (Srilangka,19), Uyen (Vietnam, 20), Imke (Belanda, 21), Merley (Belanda, 21), Caterine (Canada, 19), Pablo (Mexico, 22), Dyego Ruiz (Mexico, 22), Alex (Prancis, 20). Kunjungan juga dihadiri oleh perwakilan dari Koramil, Polsek, Puskesmas, serta perwakilan Kecamatan Pleret yang membahas tentang keadaan kebun gizi di ICD Kebun Karet.

Mahasiswa AIESEC juga menyampaikan keadaan agraris di negara masing – masing anggota yang ternyata ada beberapa perbedaan dengan Indonesia khususnya Kecamatan Pleret. Salah satu topik yang menarik adalah tentang cara mengolah bahan makanan, makanan yang harus dihindari dan pantas dikonsumsi sehari–hari, serta kearifan lokal pada setiap Negara.

Uyen, mahasiswi dari Vietnam yang sedang kuliah di Finlandia menyampaikan bahwa Vietnam adalah Negara pengekspor beras terbesar kedua di dunia. Walaupun disebut sebagai lumbung dunia tapi Vietnam masih saja mengutamakan aspek pemenuhan gizi dan ketahanan pangan bagi penduduknya. Salah satu upaya pemerintah Vietnam adalah penanaman sayuran yang bersifat wajib di seluruh rumah penduduk Vietnam. Hal ini juga mempunyai kesamaaan dengan konsep Kebun Gizi yang telah mendapatkan penghargaan MDG’S Award 2014 (Millenium Development Goals) kategori pemanfaatan pekarangan rumah dalam rangka pemenuhan kecukupan gizi bagi masyarakat sipil. Kebun gizi yang ada di Dusun Karet, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul ini sangat membuka wawasan para kader serta perangkat desa yang hadir pada acara tersebut bahwa masyarakat sipil di luar negeri sangat menyukai pola hidup sehat dengan cara mengkonsumsi sayur dan buah.

Alex, mahasiswi asal Prancis mengungkapkan tentang upaya pemerintah Prancis untuk memotivasi penduduknya agar menyukai buah dan sayur dengan mengintervensi media massa dan internet. Salah satu kebijakan pemerintah Prancis yaitu melarang pengiklanan makanan atau konsumsi yang kurang sehat seperti rokok serta makanan berpengawet dan mengandung gula tinggi pada saat anak–anak menonton televisi, bermain internet atau pada saat anak-anak umumnya terjaga di malam hari. Pemerintah Prancis juga mengenakan pajak kepada perusahaan yang memproduksi makanan yang mengandung gula yang melebihi ambang batas.

Dokter Fauzan selaku kepala puskesmas Pleret II mengatakan dewasa ini kasus yang dihadapi oleh bangsa dunia adalah kelebihan gizi. Ia pun bertanya kepada mahasiswa asing mengenai kasus ini. “Perlu penyeimbangan pola hidup yang sehat serta pola makan yang sehat. Diantaranya adalah menghindari makanan yang digoreng dan lebih menyukai makanan yang direbus atau dikukus, berolahraga 30 menit per hari secara teratur, menyeimbangkan konsumsi sayur dan buah setiap hari”, inilah yang disampaikan kepada kader serta para tamu undangan untuk mengingatkan senantiasa melakukan tips tersebut.

“Kebun Gizi mandiri Dusun Karet, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul bertujuan untuk mengentaskan kekurangan gizi dan mencegah kematian ibu dan anak di warga Dusun Karet, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Saya sangat mengapresiasi kepada mahasiswa asing yang sangat menghargai profesi berkebun ini.”, ungkap Wartini, ketua Kebun Gizi Karet. Mahasiswa asing juga diundang untuk berbuka puasa bersama dengan makanan khas Jawa yaitu pecel yang merupakan hasil panen Kebun Gizi Karet.

Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke kebun gizi untuk memanen sayuran serta buah – buahan. Para mahasiswa AIESEC UPNVY terlihat sangat bersemangat untuk memanen terong, bayam, singkong, kangkung, cabe, dan katuk di Kebun Gizi. Merley seorang mahasiswa Belanda dan Randimal mahasiswa Srilangka berpendapat bahwa Terong di negaranya jauh lebih besar dan lebih cerah warnanya daripada di Indonesia. Namun mereka tetap penasaran untuk segera mencicipi terong yang ada ditangan mereka. Hasil panen ini kemudian disalurkan langsung kepada lansia, anak-anak, ibu hamil yang ada di Dusun Karet. Kunjungan kerja ditutup dengan buka puasa bersama dengan menu pecel yang ternyata sangat disukai oleh para mahasiswa asing tersebut.

 

Sumber : http://citasehat.org/panen-raya-kebun-gizi-mandiri-karet-bersama-mahasiswa-asing-aiesec/

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0