MALANG. Siti Yulaikha adalah salah satu Anak Juara binaan Rumah Zakat cabang Malang yang berhasil melebarkan prestasinya di dunia seni tari. Lahir pada 19 Juni 1997 di Malang, Yuli tinggal dengan kedua orangtuanya dan satu kakak laki-lakinya. Kesibukan sekolahnya di SMPN 12 Malang tidak lantas membuatnya melupakan potensi besarnya, d bidang seni tari. Walaupun telah jarang berlatih tari sejak kelas 6 SD, namun bakatnya menari ternyata masih patut diacungi jempol.
Terbukti dengan Juara II yang berhasil disabetnya pada akhir tahun 2011 lalu dalam Lomba Tari se-Jawa Timur. Yang mencenangkan lagi, murid SMP yang saat ini genap berusia 15 tahun, dulunya adalah seorang pengamen jalanan yang mencari uang demi membiayai sekolahnya. Mengamen sudah menjadi kebiasaan rutinnya mulai ia duduk di bangku Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Dasar. Ayahnya, Suparman, hanyalah seorang lelaki berusia 59 tahun yang kerjanya tidak tetap.
Kadang memulung sampah, kadang mengamen, dan pekerjaan serabutan lainnya turut dilakoninya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ibunya, Sumiyati, pun sama kondisinya. Kadang menjadi buruh cuci, kadang memulung, dan melakukan pekerjaan tidak tetap lainnya.
Inilah yang membuat Yuli, panggilan Siti Yulaikha, memulai aksi mengamennya sejak duduk di bangku Taman Kanak-Kanak untuk bisa memenuhi kebutuhan sekolahnya. Namun sejak ia mengenal seni tari, Yuli mulai fokus berlatih tari dan perlahan demi perlahan meninggalkan kebiasaan mengamennya. Saat kelas 5 SD, akhirnya Yuli memutuskan untuk fokus menari dan tidak mengamen lagi.
Menginjak bangku SMP, Yuli mulai aktif sebagai Anak Juara Rumah Zakat cabang Malangn sehingga ia merasa sangat terbantu, terutama untuk masalah finansial. Tidak hanya itu, pembinaan yang didapatkannya dari Rumah Zakat semakin membuatnya berlatih keras untuk berprestasi. Selain ilmunya semakin bertambah, Yuli semakin tersulut motivasinya untuk berusaha semaksimal mungkin. Hingga pada akhir 2011 lalu, ia berhasil memenangkan Juara II Lomba Tari tingkat provinsi.
Sejak ia berhasil memenangkan lomba, ia kerapkali diundang untuk mengisi tari tradisional di hotel berbintang di Jawa Timur. Bahkan kerapkali, profilnya muncul di koran. Hingga saat ini, tidak pernah sedikitpun ia berpikir kembali mengamen. Namun ia akan terus meluangkan waktu untuk mengasah bakat menarinya dan menambah kuantitas berlatihnya.
Yuli selalu berpikir bahwa bantuan dari donatur Rumah Zakat, motivasi yang diberikan, tidak akan pernah dilupakannya. Ia hanya bisa membalas semua itu dengan prestasi yang akan terus ditingkatkannya. Dan satu yang selalu ingin diucapkannya pada donatur Rumah Zakat, rasa terima kasih yang mendalam atas bantuan untuknya sehingga membuatnya berprestasi seperti sekarang.***
Newsroom/Malang
Selly Febrianti