KURANGI RISIKO STROKE DENGAN MENERAPKAN GAYA HIDUP SEHAT

oleh | Mar 25, 2022 | Inspirasi

Kurangi Risiko Stroke dengan Menerapkan Gaya Hidup SehatMenurut World Health Organization (WHO) stroke merupakan gejala yang didefinisikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang berlangsung 24 jam atau lebih. Di samping itu, stroke merupakan salah satu penyakit non infeksi yang bisa menjadi penyebab cacat nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia.

Meningkatnya angka stroke tidak hanya terjadi di negara maju saja, tetapi di Indonesia pun mengalami peningkatan kasus yang cukup signifikan. Di Indonesia, jumlah penduduk yang terkena serangan stroke mencapai 500.000 orang dalam setiap tahun, di antaranya 2,5% atau 125.000 orang meninggal, sisanya cacat ringan dan berat.

Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2016, stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 1,43 Trilyun, tahun 2017 naik menjadi 2,18 Trilyun dan tahun 2018 mencapai 2,56 Trilyun rupiah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Agnes Silvina Marbun (Dosen Sari Mutiara Indonesia Medan), meningkatnya penyakit degeneratif dikarenakan adanya perubahan gaya hidup di kota-kota besar. Bahkan setelah stroke serangan pertama, terkadang bisa terjadi lagi dengan kondisi yang lebih parah. Kondisi tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran diri dalam mengontrol kesehatan.

Proporsi faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia menurut data data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, yaitu:

– Sekitar 87,9% penduduk usia ≥3 tahun, sering konsumsi makanan manis
– Sekitar 91,5% penduduk usia ≥3 tahun, sering konsumsi minuman manis
– Sekitar 72,7% penduduk usia ≥3 tahun, sering konsumsi makanan asin
– Sekitar 86,7% penduduk usia ≥3 tahun, sering konsumsi makanan berlemak/ berkolesterol/ gorengan
– Sekitar 27,9% penduduk usia ≥3 tahun, sering konsumsi makanan daging/ ayam/ ikan olahan dengan pengawet
– Sekitar 33,5% penduduk usia ≥10 tahun, kurang aktivitas fisik
– Sekitar 95,4% penduduk usia ≥5 tahun, kurang konsumsi buah/sayur

Di samping itu, hasil penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Stroke, penerapan gaya hidup sehat bisa membantu seseorang mengurangi risiko terkena stroke. Misalnya seperti tidak merokok, berolahraga 30 menit atau lebih setiap harinya, melakukan penurunan berat badan bertahap, menjalankan pola makan tinggi serat, mengurangi konsumsi daging merah, dan stop mengonsumsi alkohol.

Mengingat tingginya angka kasus stroke di Indonesia, Kemenkes berupaya untuk melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit Kardioserebrovaskular dengan upaya promotif mengkampanyekan perilaku CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup, dan Kelola stres.

Serangan stroke tidak hanya terjadi pada usia lanjut saja, bahkan usia muda pun bisa terkena risiko penyakit mematikan tersebut. Maka dari itu, mulai saat ini perubahan gaya hidup sehat sangat diperlukan demi menjaga kesehatan kita di masa depan, bahkan bagi Anda yang sudah berusia di atas 50-an pun dianjurkan untuk mulai menjalankan pola hidup sehat.

Hal tersebut juga disampaikan oleh penulis studi utama Goodarz Danaei, Sc.D., profesor kesehatan jantung di T.H. Chan School of Public Health di Harvard University. “Tidak ada kata terlambat untuk mulai menjalani kehidupan lebih sehat, khususnya untuk mencegah stroke. Dengan mengubah gaya hidup kita dapat mencegah risiko sampai seperempat, bahkan jika kita mulai di usia 50-an,” kata Danaei.

foto: Homage

Perasaan kamu tentang artikel ini ?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0