Oleh Iwan Kartiwan Manshur Lc.
Direktur Program Pemuda Mandiri Jabar
Lulusan LIPIA Jakarta Cabang Universitas Imam Ibnu Suud Riyadh Saudi Arabia
Bismillahirrahmanirrahim.
Pemuda adalah aset bangsa. Karena di tangan pemuda lah, keberlanjutan sebuah negara ditentukan. Namun pemuda seperti apakah yang bisa diharapkan untuk menjaga dan memajukan peradaban? Tentunya diperlukan sosok-sosok berkualitas. Kali ini saya akan membahas tiga sifat pemuda ”ideal” yang dapat diharapkan dalam membangun sebuah kemaslahatan. Tiga sifat itu antara lain kuat, kaya dan mulia. Untuk tulisan ini saya akan membahasa satu sifat terlebih dahulu yaitu kuat.
Terinspirasi dari sebuah hadist Nabi Saw,
Ibnu Abbas ra menceritakan hadis ini marfu’(sampai) pada Nabi Saw, beliau bersabda :“ Barang siapa yang ingin menjadi orang yang paling kuat, maka bertawakal-lah pada Allah, dan barang siapa yang ingin menjadi orang yang paling kaya maka apa yang ada dalam genggaman Allah harus lebih ia yakini dari apa yang ada ditangannya sendiri,dan barang siapa yang ingin menjadi orang yang paling mulia maka bertaqwa-lah (takut-lah)pada Allah Swt.
Kuat
Kekuatan meliputi ruhiyyah (spiritual) ‘aqliyah atau fikriyah (intelektual) dan jasadiyah(fisik) termasuk maaliyah (financial), yang seyogianya dimiliki oleh setiap muslim yang meyakini bahwa Allah SWT yang memiliki sifat Al Qawwy yakni sumber segala kekuatan. Kedzaliman, penjajahan dan kelemahan dalam berbagai bidang kehidupan terjadi karena ada dua pihak. Pertama pihak yang kuat sehingga lebih berkuasa. Kedua pihak yang lemah sehingga mudah dikuasai dan terdzalimi. Padahal Allah Swt mengisyaratkan bahwa ketika kekuatan al Haq (kebaikan) muncul dan dominan maka kebathilan dan keburukan akan terkalahkan bahkan hilang dengan sendirinya. Sehingga tugas kita adalah memperbesar sisi kekuatan kebaikan sehingga keburukan itu hilang dengan sendirinya tanpa kita lawan sekalipun. Lalu Rasulullah Saw sang motifator yang luar biasa menjelaskan sumber kekuatan itu dapat kita raih dengan bertawakkal kepada Allah Swt.
Tawakkal secara harfiyah ialah mewakilkan sesuatu pada orang lain. Tawakkal kepada Allah berarti mewakilkan harapan, hasil dan kesuksesan kepada Allah. Tawakkal sendiri memilki dua dimensi. Pertama, kerja keras dan usaha yang maksimal dan kedua menggantungkan dan menyerahkan hasil serta harapan hanya kepada Allah Swt. Kedua, dimensi tersebut harus selalu bergandengan bagai dua sayap burung yang mampu terbang ribuan kilometer dengan kedua sayapnya yang bergerak harmonis dan indah. Namun ketika salah satu sayapnya terluka maka ia tidak bisa melakukan apapun bahkan untuk sekendar meninggalkan sarangnya sendiri. usaha maksimal tidak selalu berbanding lurus dengan keberhasilan dan kesuksesan tanpa pertolongan dan izin Allah Swt. Hal itu terbukti bahwa seorang yang bekerja 40 jam dalam seminggu ternyata hasil yang didapat tidak sama. Meski sebaliknya bisa terjadi seorang yang bekerja dalam waktu yang singkat hasilnya melebihi dari yang bekerja seharian.
Demikian juga harapan semata tanpa kerja keras dan optimal yang menjadi sarana keberhasilan dan kesuksesan itu maka hanya berbuah angan-angan dan impian belaka. Wallahu Alam Bishawab.#