SURABAYA. Pada saat ini semakin banyak bermunculan usaha laundry, sehingga persaingannya sangat ketat. Dimana persaingan usaha ini menawarkan paket-paket harga dan strategi marketing yang luar biasa menarik. Semakin banyaknya usaha laundry ini justru merupakan peluang yang dimanfaatkan oleh Syafiuddin (44) warga binaan Rumah Zakat.
Kini dia memanfaatkan peluang tersebut dengan mencoba menjadi pemain baru dalam bisnis penyedia perlengkapan laundry. Usaha tersebut sudah berjalan 6 bulan yang lalu. Sebelum usaha ini berjalan, ia pernah berkerja di luar negeri, di sebuah kapal pesiar Amerika. Waktu bekerja di kapal itu, dia ditempatkan di bagian laundry. Hampir 7,5 tahun ia berkerja disana. Pada Juni 2011 kemarin visanya tidak diperpanjang lagi. Setelah itu dia mendapatkan ujian belum mendapatkan pekerjaan lagi selama 6 bulan terakhir.
Karena kondisi ekonomi itulah ia memberanikan diri menggunakan sisa uang tabungan keluarga, untuk mengikuti pelatihan membuat berbagai macam bahan perlengkapan laundry. Setelah mengikuti pelatihan kemudian ia melakukan eksperimen sendiri, berkali-kali ia mengalami trial dan error dalam bereksperimen. Sehingga akhirnya mendapatkan formula yang pas untuk produk perlengkapan laundrynya. Produk perlengkapan laundrynya antara lain: detergen cair, detergen bubuk, pelembut, pewangi, pelicin seterika, pewangi pakaian dan spotting noda.
Sekitar bulan Nopember 2011, Syafiuddin mulai membuka usaha produksi perlengkapan laundrynya yang diberi nama perlengkapan laundry ‘UIRIT’ di Jl. Ubi VIII/5 Surabaya. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku usahanya, ia biasa membelinya di daerah Jl. Tidar Surabaya tepatnya di toko Dunia Kimia. Untuk proses pembuatannya cukup simple tinggal semua bahan dicampur dan diaduk sesuai takarannya, kemudian baru dipacking sesuai ukuran botolnya. Ada beberapa produk perlengkapan laundrynya akan tetapi jenis detergen cair yang paling cepat habis.
Meskipun usaha tersebut berjalan masih dalam hitungan bulan akan tetapi usaha ini potensial untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari jaringan pemasaranya selain Kota Surabaya sudah pula masuk ke daerah Kota Gresik lewat saudaranya yang menjadi agen distributornya, dan sebentar lagi akan dipasarkannya ke Kota Kediri. Setiap produksinya dalam 2 hari sekali bisa mencapai 50 liter. Ia menjual dalam derigen ukuran 5 liter dengan harga Rp 30 ribu menjadi 10 derigen. Omset yang didapat rata-rata Rp 250 ribu dengan biaya produksinya sebesar Rp 75 ribu jadi marginnya sebesar Rp 175 ribu Dari usaha ini dia punya keinginan besar untuk bisa mengembangkan usahanya ini agar lebih maju lagi.***
Newsroom/Gut Cahyono
Surabaya