[:ID]Pilu dan sedih berkecamuk di benak Zaenudin saat ia mengunjungi rumahnya yang kini tinggal reruntuhan, pasalnya siapa sangka, pertemuan pada hari kamis siang dengan sang istri Nirwana(49) dan kedua anaknya Andini(19) dan Adrian(16) menjadi pertemuan terakhir Zaenudin.
Zaenudin tak menyangka hari itu ketika ia pergi meninggalkan keluarganya hanya sesaat ke daerah Parigi untuk mengantarkan seragam kantor, menjadi pertemuan terakhirnya.
Rumahnya yang berada di Perumahan Nasional, kota Palu hacur porak poranda setelah gempa Palu 7,4 SR. Kini komplek perumahan itu menjadi lapangan dan hanya menyisakan puing-puing reruntuhan bangunan.
Tak ada yang bisa ia lakukan, ia hanya bisa berserah diri kepada ilahi, sang pencipta bumi ini. Kini Zaenudin hanya bisa melanjutkan hidup nya di posko pengungsian yang didirikan oleh Rumah Zakat bersama satu orang anaknya yang bernama Andika(20) yang sedang melanjutkan sekolah di salah satu universitas di Kota Palu.
Hanya satu harapan dari seorang Zaenudin, ia ingin melihat jenazah sang istri dan kedua anaknya yang masih tertimbun reruntuhan rumah mereka.
Semoga harapan Zaenudin dapat segera terlaksana, mengingat perumahan nasional termasuk kawasan terparah akibat gempa yang melanda kota Palu.
By: Candra Kurnia, Relawan Rumah Zakat.[:en]Zaenudin feel devastated when he visited his house which is now destroyed, who would have thought, a meeting on Thursday afternoon with his wife Nirwana (49) and his two children Andini (19) and Adrian (16) became the last meeting for Zaenudin.
Zaenudin did not expect that day when he left his family for a moment to the Parigi area to deliver office uniforms, becoming his last meeting.
His house is located in National Housing, Palu city was destroyed after the 7.4 SR Palu earthquake. Now the housing complex has become a field and leaves only the ruins of the building ruins.
There is nothing he can do, he can only surrender to God, the creator of this earth. Now Zaenudin can only continue his life in the evacuation post which was established by Rumah Zakat with one of his children named Andika (20) who is continuing his school at one of the universities in Palu.
Only one hope from Zaenudin, he wanted to see the body of his wife and two children who were still buried in the ruins of their house. Hopefully Zaenudin’s hopes can be realized soon, given the national housing including the worst affected by the earthquake.
By: Candra Kurnia, Volunteer of Rumah Zakat.[:]