[:ID]Melasnim, nenek berusia 67 tahun ini merupakan salah satu warga terdampak gempa Lombok Utara. Rumahnya yang berada di dusun Kandang Kaoq hancur akibat gempa. Kini, ia tinggal di bilik pengungsian Rumah Zakat.
Di masa awal mengungsi, ia sempat menjadi kepala dapur umum. Setiap harinya ia memasak sekitar 300 porsi makanan untuk warga di pengungsian. Melasnim merasa sangat senang bisa membantu warga. Ia pun merasa terbantu dengan adanya dapur umum. Setidaknya, ia tak terlalu pusing untuk memikirkan makan sehari-hari.
Namun Melasnim tak mau terus bergantung kepada orang lain. Ia mencari cara agar dirinya tetap bisa bertahan hidup. Apalagi Melasnim harus menghidupi kedua cucunya yang masih berusia sekolah.
Berbekal dengan keahlian memasak, Melasnim memberanikan diri untuk membuat belungku. Belungku adalah salah satu makanan khas Lombok yang terbuat dari tepung beras berisi potongan pisang yang dibungkus menggunakan daun pisang.
Setiap hari, Melasnim terus memasak jajanan tersebut. Pembuatannya dimulai dari jam 8 pagi. Selepas dzuhur, ia mulai menjajakannya dagangannya dengan cara berkeliling kampung.
Dalam sehari, kadang belungku tersebut tak habis terjual. Keuntungan yang didapat pun tak seberapa. Bahkan kadang modal pembuatannya saja tidak kembali. Meskipun begitu, Melasnim tetap menjajakkan dagangannya.
Melasnim malu jika dirinya harus terus bergantung kepada orang lain. Ia akan terus beruasaha melakukan berbagai cara agar bisa bertahan hidup. Namun, ia akan sangat bersyukur jika ada orang yang mau membantu dirinya maupun warga lombok lainnya.
Oleh : Eti Nurhayati[:]