BANDA ACEH. Namaku Ririn Ariska, aku lahir di Banda Aceh, 27-12-1999. Aku merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Ayahku bekerja sebagai seorang pengembala. Ya, pengembala sapi dan kerbau milik orang lain yang hanya diberikan kafalah setiap ada hasil dari penjualan sapi atau kerbaunya. Ibu ku tak ingin kalah, ia bekerja membantu ayah mencari nafkah dengan menanam sayur di lahan milik keluarga yang berada tepat di belakang rumah. Kami tinggal di sebuah rumah sederhana yang dihuni oleh pasangan uwak ku, nenek, dan keluarga ku.
Di rumah kecil inilah semuanya berawal, pagi hari semua sibuk dengan kesibukan masing-masing, nenek ku memulai harinya dengan mendengar kan radio tua yang memutarkan kasidah-kasidah lama dari radar Baiturrahman (Masjid terkenal di daerah ku). Ayah ku sibuk mengurus sapi-sapi milik orang lain yang aku sendiri tak tau, kapan kami mampu memiliki sapi dan kerbau sendiri. Mak wa dan pak wa ku juga sibuk mengurusi beberapa bebek dan ayam yang ada di kandang kumuh di belakang rumahku. Serta yang paling sibuk adalah ibuku yang harus memasak untuk bekal sekolah kami serta mengurusi adik-adik ku untuk berangkat ke sekolah.
Dari rumah kecil inilah semua nya berawal. Rumah kecil yang semua penghuninya memiliki asa untuk bertahan hidup dengan kesederhanaan. Tentu, tidak hanya asa untuk bertahan hidup, di dalam rumah kecil kami terdapat harapan yang luar biasa. Harapan bahwa kami semua anak-anak nya mampu membanggakan mereka dengan prestasi-prestasi kami.
Karena walaupun kami merupakan anak-anak yang lahir dari keluarga yang sederhana kami memiliki mimpi yang luar biasa, tak pernah sedikitpun kedua orang tuaku mengeluh apalagi putus asa untuk menyekolahakan kami agar menjadi anak-anak yang berpendidikan hingga menjadi anak-anak bermartabat di kemudian hari.
Aku juga dititipkan ke sebuah balai mangaji yang berada tepat di depan rumah ku, Bunda panggilan akrab kami untuk sang guru ngaji ini. Beliau lah yang mengajarkan ku menjadi qoriah, yang menghantarkan ku meraih beberapa juara dalam ajang MTQ. Aku pernah meraih juara 1 qiroah Desa, juara 1 qiroah tingkat kecamatan, juara 1 qiroah tingkat kabupaten dan juara 3 qiroah tingkat provinsi.
Beberapa waktu lalu juga aku baru mengikuti MTQ usia dewasa tingkat kabupaten namun tidak meraih juara.Semangat kami untuk terus berprestasi tak luput dari motivasi kakak mentor RZ, aku sendiri bergabung menjadi Anak Juara sejak aku berada di kelas V SD sampai sekarang hingga aku mulai masuk ke SMA. Aku pun bisa masuk ke salah satu sekolah unggulan di daerahku ku. Bahagia rasanya menjadi bagian dari teman-teman juara lainnya di RZ, bahgia pula rasanya bersama kakak mentor yang terus menggembleng kami untuk terus bermimpi serta tak pernah berhenti untuk berusaha meraih prestasi.
Semangat-semangat itu terus disampaikan kakak-kakak mentor kepada kami setiap kali pembinaan berlangsung. Aku juga senang sekali, karena aku sering diminta untuk membuka setiap event yang diadakan oleh RZ dengan membacakan ayat suci Al Quran. Hobiku, membaca dan olahraga. Cita-citaku ingin menjadi dokter. Prestasi yang pernah ku raih: Juara 2 lomba baca puisi, juara 3 mengaji, juara 2 pidato, juara 2 lomba fashion show, juara 3 lomba Olimpiade Matematika se kota Banda Aceh serta juara kelas.
Sebenarnya aku tak hanya ingin berprestasi di bidang Al Quran saja, tapi aku juga ingin berprestasi di bidang-bidang lain, misalnya sains, matematika, pengetahuan umum dan lain-lain. Semoga aku dan adik-adik ku terus menjadi anak-anak yang selalu bisa membanggakan kedua orang tua kami.***
Newsroom/Shofar Fitrotul Al Amin
Banda Aceh