SURABAYA. Ita Julaicha merupakan warga binaan Rumah Zakat cabang Surabaya, dilahirkan di Surabaya 9 April 1967. Bu Ita begitu panggilan akrabnya tinggal di Jl. Panjunan Keputran Gg. II No 41 Kelurahan Embong Kaliasin. Ia sudah bergabung menjadi warga binaan Rumah Zakat cabang Surabaya sejak tahun 2009. Semenjak bergabung, suaminya yang akrab disapa Pak Safri, sudah tidak mempunyai pekerjaan alias menganggur. Dia fokus membantu istrinya menjual kue kering dan kue basah juga mengantarkan pesanan catering makanan.
Hari Selasa (30/10) kemarin, Regional Manager Jawa Warjita dan Program Head Surabaya Sukarmin berkunjung ke rumah ibu beranak lima ini. Bu Ita menceritakan bagaimana awal bergabung menjadi warga binaan Rumah Zakat. “Nopember 2009 waktu itu saya daftarkan 2 anak saya untuk dapat beasiswa Rumah Zakat dan Alhamdulillah dapat. Kemudian akhir tahun 2010 saya ikut kegiatan pelatihannya Rumah Zakat di wilayah Bubutan,” kenangnya.
Selain motivasi yang diberikan juga adanya pendampingan yang dilakukan oleh MRO waktu itu mampu memberikan semangat yang tinggi bagi bu Ita untuk bisa merubah kehidupan keluarganya menjadi lebih baik. “Saya mencoba untuk jualan kue basah tiap hari seperti lemper dan donat. Saya titipkan di warung-warung yang tidak jauh dari rumah saya. Saya juga mencoba untuk mencari tambahan dengan jualan baju-baju bekas dari kenalan saya. Baju-baju itu saya cuci dan disetrika terus dimasukan kedalam plastik. Setiap habis jualan, hasilnya sengaja saya sisihkan uang Rp 5 ribu untuk mbah saya yang sudah tua,” ungkapnya.
Bantuan berupa modal usaha dan perlengkapan kue dari Rumah Zakat pada April 2012 melalui Micro Bussiness Officer (MBO) Rizky Hidayat semakin memberikan semangat pada diri bu Ita, tidak hanya memikirkan untuk kesehjateraan keluarganya namun ingin berbagi untuk orang lain.
“Alhamdulillah, setelah saya diberikan bantuan oleh Rumah Zakat berupa modal usaha dan perlengkapan kue, usaha saya semakin maju. Awalnya hanya membuat dua jenis kue yakni lemper dan donat kemudian bertambah variasi kuenya seperti sosis solo, resoles mayo, kroket, pai buah, pastel dan kue lapis. Juga melayani pesanan catering,” terang bu Ita sambil memperlihatkan foto-foto ibu-ibu yang sedang memasak. Ibu-ibu yang dilibatkannya ketika ada pemesan catering adalah tetangganya yang anak-anaknya merupakan anak yatim.
Dari hasil jualan kue basah, kue kering dan masakan catering yang disisihkan tersebut, dia mampu merenovasi rumah yang sebelumnya hanya berlantai tanah dan bilik. Rumah yang kini berlantai dua dengan lantai bawah yang sudah dikeramik diperuntukkan untuk kegiatan ibu-ibu yang berlatih membuat kue dirumahnya secara gratis.
Kini bu Ita juga menyisihkan uang kedalam kotak infak Rumah Zakat yang sudah disiapkan di rumahnya. “Hidup saya tidak ingin selalu diberi, saya ingin berbagi kepada orang lain, baik ibu-ibu terutama untuk remaja dan anak-anak yatim,” jelasnya sambil memperlihatkan kotak infak Rumah Zakat.***
Newsroom/Warjita
Surabaya