CIKARANG. Dihari yang cerah ini SoBar si Cepot berjalan dengan penuh rasa percaya diri. Di kanan-kiri seluruh pandangan tertuju pada SoBar si Cepot. “Cieh…cieh… gerobak baru nih,” ujar mereka. Banyak anak berdatangan dan menghampiri untuk membeli SoBar (Sosis Bakar) si Cepot, kemudian adapula yang mulai memainkan si Cepot, yang memang sudah ditempatkan untuk menemani pembeli yang mau memainkannya.
Kisah pembuka inilah aktivitas yang dijalankan Jami, salah satu warga binaan Rumah Zakat di Cikarang yang kini menggulirkan usaha SoBar (Sosis Bakar) si Cepot. Jami merintis usahanya sekitar 3 tahun yang lalu dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Karena keterbatasan itulah Jami sempat tidak percaya diri dalam berjualan. Awalnya saya sangat tidak percaya diri dalam berjualan sosis ini, karena banyak sekali pertanyaan dari para pembeli, “Sebenarnya jualan apa sih?”
Pertanyaan ini muncul karena tidak adanya nama dan tidak jelas bentuk gerobaknya. Sobar ini adalah singkatan dari Sosis Bakar. Sedangkan tokoh Cepot yang dipilih sebagai sarana pendamping dalam berjualan yang bisa dimainkan oleh pembeli, merupakan sosok golek/pewayangan yang mempunyai sifat cerdas. Kini dengan gerobak baru diharapan, selain bekerja keras Jami juga bisa bekerja cerdas untuk meningkatkan pendapatannya. Mainan Cepot ini dihadirkan untuk menarik minat para konsumen/pembeli.
Inovasi penjualan ini bisa menjadi sarana untuk menumbuhkan kreatifitas bagi yang memainkannya. Tokoh golek/pewayangan dipilih sebagi sarana pendamping dalam berjualan karena Jami menyukai hal-hal terkait Si Cepot. Dengan tampilan gerobak baru yang dilengkapi dengan spanduk produk serta bertambahnya jenis produk yang dijual, semakin menambah kepercayaan diri Jami, sehingga tidak ada lagi pertanyaan dari para konsumen “Jualan apa sih?”*** Newsroom/Lukman Nulhakim CIKARANG